Achmad Yurianto Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona (COVID-19) mengumumkan jumlah orang yang diduga terjangkit atau suspect, hingga Minggu (8/3/2020) siang jadi 23 orang.
“Kita tahu kemarin sudah ada empat yang terkonfirmasi positif dan 23 yang masih suspect,” ujar Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip Antara.
Sebelumnya, Sabtu (7/3/2020), jumlah orang suspect COVID-19 sebanyak 11 orang. Yurianto bilang, pemeriksaan terhadap suspect dilakukan secara komprehensif.
Jika masih ada tanda klinis seperti batuk dan demam, meskipun hasil pemeriksaan pertama menunjukkan negatif, maka tidak serta merta suspect itu diklasifikasikan sebagai negatif COVID-19.
“Kami harus melakukan serial pemeriksaan negatif berkali-kali. Umumnya dilaksanakan seminggu, tujuh kali pemeriksaan,” ujar Yurianto.
Dia mengatakan banyak laporan rumah sakit di luar bahwa pada pemeriksaan keenam, ketujuh bahkan kedelapan, kadang menjadi positif COVID-19.
“Maka kami tidak boleh (serta-merta) anggap ini negatif dan boleh dipulangkan, karena memang gejala klinis masih ada. Karena itu 23 suspect ini masih kami tahan di RS untuk kita observasi lebih lanjut,” jelas Yurianto.
Adapun sejauh ini, kata Yurianto, pemerintah telah memeriksa sebanyak 620 spesimen, di mana 327 di antaranya berasal dari 63 rumah sakit di 25 provinsi.
Yurianto menyampaikan keberhasilan pengendalian penyakit ini adalah bagaimana memutus rantai penularan dengan mengisolasi kasus positif.
“Karena itu pemeriksaan positif atau negatif lebih ditujukan bagaimana tindak lanjut untuk mengendalikan penyebaran dari penyakitnya, jadi bukan dalam rangka melakukan protokol pengobatan penderitanya,” kata Yurianto.
Dia mengatakan, sejauh ini sudah ada lebih dari 54.000 orang sembuh dari COVID-19 di seluruh dunia karena imunitasnya ditingkatkan. Peningkatan imunitas ini menjadi acuan pemerintah dalam menangani orang yang positif maupun suspect COVID-19.(ant/den)