Sabtu, 23 November 2024

Lagi, Risma Beri Bantuan Pekerjaan Istri KPPS yang Meninggal

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya bersama Mukholifah, istri almarhum Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Selama tiga hari berturut-turut Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengunjungi rumah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) yang diduga meninggal setelah menjalankan tugas saat pemilu.

Di hari ketiga ini, Sabtu (27/4/2019), Risma Wali Kota mengunjungi keluarga almarhum Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya. Almarhum merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45.

Tiba di rumah keluarga almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Risma Wali Kota dan jajarannya disambut hangat oleh pihak keluarga. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.

Selain itu, Risma juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya siap membantu pendidikan anak almarhum. Mukholifah, istri almarhum Hariono, sempat meminta pekerjaan kepada Wali Kota Risma. Pekerjaan yang dimintanya itu diharapkan yang dekat dengan rumahnya.

Risma langsung menghubungi drg. Febria Rachmanita Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk memberikan pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan. Hari Senin depan, Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap bekerja, mulai 1 Mei dia akan bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan. “Saya mencoba membantulah, mengurangi beban keluarga ini,” kata Wali Kota Risma seusai takziah.

Pada kesempatan itu, Risma juga berharap ada evaluasi tentang sistem penyelenggaraan pemilu serentak tahun ini. Sebab, apabila sistemnya masih sama seperti pemilu 2019 ini, maka banyak petugas TPS yang kelelahan. “Mungkin ada evaluasi, karena melelahkan memang kalau sistemnya masih seperti kemarin. Petugas TPS juga berat,” katanya seperti dalam edaran pers.

Sementara itu, Mukholifah, menyampaikan terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan oleh Wali Kota Risma dan jajaran Pemkot Surabaya. Menurutnya, memang yang paling penting adalah pendidikan kedua anaknya dan juga kebutuhan tentang pekerjaan. “Alhamdulillah katanya Bu Risma mau dibantu pendidikan anak dan juga dikasik pekerjaan. Saya sangat bersyukur,” kata Mukholifah sambil matanya berkaca-kaca menahan air mata.

Mukholifah kemudian menceritakan kronologi meninggalnya sang suami. Ia menjelaskan bahwa almarhum Hariono mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4/2019) pukul 08.00 WIB. Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluh kepada istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS. Almarhum yang merasa kelelahan, seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya, almarhum badannya terasa sakit, kemudian dibawa ke dokter praktik oleh keluarganya.

“Kemudian pada Hari Minggu-Senin, kondisinya semakin drop dan akhirnya pada Hari Senin (22/4/2019) sekitar pukul 14. 30 WIB, almarhum meninggal dunia di rumah,” pungkasnya. (iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs