Terawan Agus Putranto Menteri Kesehatan (Menkes) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu takut dan paranoid dalam menghadapi persoalan terkait penyebaran virus corona atau COVID-19.
“Sekarang ada COVID-19, yang saat ini menjadi masalah dan selalu dibicarakan setiap hari. Tapi, tidak perlu takut, karena menghadapi hal seperti ini tidak perlu takut dan paranoid,” kata Terawan, saat memberikan kuliah umum Ketahanan Kesehatan Nasional, di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Jumat (28/2/2020).
Menurut Terawan, sebagai salah satu contoh adalah terkait penggunaan masker. Jika seluruh masyarakat Indonesia menggunakan masker untuk menangkal virus corona, maka, biaya yang akan timbul sangat besar.
Terawan menjelaskan, dengan harga masker per buah Rp2.000, dan dipergunakan 200 juta masyarakat Indonesia, maka, jumlah pengeluaran per hari mencapai Rp400 miliar. Dalam kurun waktu sepuluh hari, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp4 triliun.
“Kalau penggunaan satu masker selama sepuluh hari, yang akhirnya dibuang di tempat sampah, itu sudah Rp4 triliun. Dengan biaya tersebut, itu bisa membangun infrastruktur,” ujar Terawan.
Terawan menegaskan, berdasarkan informasi yang ia terima dari World Health Organization (WHO), penggunaan masker diperuntukkan kepada orang-orang yang terinfeksi COVID-19. Sementara untuk orang sehat, tidak perlu mempergunakan, selama tidak ada orang yang sakit di sekitarnya.
“Dari masker saja itu berapa triliun (pengeluaran)? Kita ikuti saja tata cara WHO, mereka mengatakan, yang sakit yang pakai. Yang sehat tidak perlu. Itu dari WHO, bukan saya mengarang sendiri,” ujar Terawan.
Terawan menambahkan, jika masyarakat takut dan paranoid, maka akan muncul inefisiensi dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang.
Dalam menghadapi permasalahan penyebaran virus corona tersebut, lanjut Terawan, diharapkan seluruh pihak bisa berfikir rasional. Karena, jika tidak, maka akan membuat seolah-olah negara tidak berdaya.
“Yang penting sekali, rasionalitas harus kita galakkan. Makin tidak rasional, makin akan membuat negara seolah-olah tidak berdaya, karena rasionalitasnya sudah hilang,” kata Terawan seperti dilansir Antara.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal akibat virus COVID-19 mencapai 2.858 orang, dengan jumlah infeksi mencapai 83.719 orang di seluruh penjuru dunia. Sementara di China, jumlah kasus mencapai 78.824 kasus, dan sebanyak 2.788 orang meninggal dunia. Sementara untuk pasien yang sembuh, tercatat sebanyak 36.436 orang.
Setidaknya, ada 50 negara yang telah melaporkan temuan kasus infeksi COVID-19 tersebut, dan Indonesia hingga saat ini dinyatakan masih belum ada temuan kasus infeksi.(ant/ipg)