Puluhan mahasiswa asing dari berbagai negara saling unjuk kebolehan dalam mendongeng, berpuisi, dan bernyanyi dalam Bahasa Indonesia di kampus Unair, Surabaya pada Selasa (30/4/2019).
Mereka sedang mengikuti lomba yang digelar oleh Pusat Bahasa Unair dalam rangka silaturahmi antar pusat-pusat bahasa perguruan tinggi di Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah.
Eko Supeno Ketua Pusat Bahasa Unair mengatakan, lomba ini adalah moementum studi banding untuk mengukur sejauh mana bahasa Indonesia dapat diadopsi, dimengerti, dan dipahami oleh mahasiswa asing yang ada di Indonesia.
Mahasiswa asing yang berkompetisi ini berasal dari 23 negara seperti Thailand, Tiongkok, Korea Selatan, Belanda, hingga Kanada.
Para mahasiswa asing yang melihat pertunjukan di kampus Unair, Surabaya. Foto: Baskoro suarasurabaya.net
“Ukurannya apa, yang dilombakan ini bertutur, bercerita, puisi. Nah, puisi kan juga susah mengintonasikannya. Kalau mereka paham bahasa Indonesia, mestinya paham menyajikan puisi. Ini jadi parameter para pengelola bahasa Indonesia bagi penduduk asing antar perguruan tinggi. Sejauh mana kita bisa membimbing mereka sampai pada level ini,” ujar Eko ketika ditemui di Pusat bahasa Unair, Surabaya pada Selasa (30/4/2019).
Ia juga menegaskan pentingnya mahasiswa asing menguasai bahasa Indonesia. Ia menyebut dengan memahami bahasa Indonesia, ketika studi mereka akan terhindar dari konflik dan kesalahpahaman.
“Seharusnya di mana bumi dipijak, di situ langit dijinjing. Orang asing yang ada di kita (Indonesia, red). Kayak kita pergi ke Amerika, Eropa, juga harus bisa bahasa mereka,” katamya.
Unair sendiri juga mewajibkan mahasiswa asing yang kuliah di sana untuk bisa bahasa Indonesia. Mereka mendapatkan pengajaran bahasa Indonesia langsung dari Pusat Bahasa.
Rentang waktu yang dihabiskan untuk belajar bahasa Indonesia disesuaikan dengan kemampuan dasar mereka dalam berbahasa Indonesia, mulai dari tiga bulan hingga satu tahun.(bas/tin/rst)