Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur memantau harga bahan pokok menjelang Ramadan di Pasar Wadungasri Baru, Waru, Sidoarjo, Rabu (1/5/2019). Sejumlah pengunjung meminta harga bawang putih dinormalkan kembali.
Khofifah menjawab sapaan sejumlah pedagang selain bahan kebutuhan pokok di pasar itu, melayani foto bersama pedagang maupun pengunjung pasar, lalu menanyakan fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah lapak.
“Bu, kalau bisa harga bawang putih dinormalkan lagi, lah,” teriak salah satu pengunjung pasar.
Khofifah mengakui, kelangkaan bawang putih memang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Langkah yang diambil oleh pemerintah adalah impor. Dia menyebutkan, sejumlah besar bawang putih impor segera tiba di Surabaya.
“Insya Allah akan masuk Tanjung Perak tanggal 10 Mei. Mudah-mudahan tanggal 15 (Mei, red) sudah bisa masuk ke pasar. Sehingga harganya bisa kembali normal,” ujar Khofifah setelah berkeliling ke beberapa lapak di pasar.
Hasil pantauan Khofifah, bawang putih jenis kating yang tadinya Rp20 ribu per kilogram sekarang Rp48 ribu per kilogram. Khofifah yakin, dengan masuknya 15 ribu ton bawang putih impor untuk Jawa Timur, kebutuhan selama tiga bulan bisa terpenuhi.
Sesuai data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, kebutuhan bulanan bawang putih masyarakat Jawa Timur mencapai 4.960 ton. Dalam tiga bulan, sisa bawang putih impor yang masuk hanya 120 ton.
Sebelumnya, Drajat Irawan Kepala Disperindag Jatim menyebutkan, ada 84 ribu ton bawang putih impor asal Tiongkok yang bakal masuk lewat Tanjung Perak. Jumlah itu sebagian dari 115 ribu ton impor nasional.
Sedangkan sisanya, sejumlah 31 ribu ton akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, DKI Jakarta dan Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Bawang putih impor dari Tiongkok itu diimpor dengan harga Rp26 ribu per kilogram. Pada praktiknya, bawang putih impor ini akan dijual ke pasaran di Indonesia, termasuk di Jawa Timur seharga Rp30 ribu per kilogram.
Selain memantau harga bawang putih, Khofifah juga memantau ketersediaan dan harga bahan kebutuhan pokok lainnya. Bawang merah, kata Khofifah, memang ada kenaikan harga namun suplai dari Probolinggo dianggap mencukupi.
“Harga daging, Alhamdulillah, normal. Yang mengalami sedikit kenaikan itu telur, suplai cukup tetapi kebutuhannya meningkat. Sama dengan ayam, HET-nya 20 ribu per kilo, ada yg menjual 33 ribu, karena permintaannya tinggi,” ujarnya.
Khofifah menyimpulkan, suplai bahan kebutuhan pokok seperti beras, tepung terigu, daging sapi, daging ayam dan komoditas pokok lainnya mencukupi untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2019.
“Harga beras juga stabil. Gula (pasir,red) memang ada sedikit kenaikan dari Rp11.500 ke Rp12.000. Ada yang 12.500, cabai rawit jenis tertentu ada yang naik jenis tertentu ada yang turun. Tergantung jenis cabainya. Sesungguhnya suplai cukup,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, bawang putih sebenarnya tidak termasuk bahan pokok, namun karena sudah menjadi bagian dari rasa makanan yang mana masyarakat sudah terbiasa akhirnya kenaikan harganya turut berpengaruh.
“Insya Allah suplai cukup kecuali bawang putih. Kalau itu (operasi pasar, red) kan, dinamis, ya. Saya tanya pedagang, tadi malam itu bawang putih naik Rp10 ribu. Jadi memang tergantung sensitifitas tim, apakah Bulog atau Disperindag, harus update,” ujarnya.(den/dwi)