Jumat, 22 November 2024

Penanganan Jalan Nasional yang Berlubang Terganjal Lelang

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Sejumlah pengendara melintasi jalan yang berlubang di jalur pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/1/2019). Foto: Antara

Sejumlah ruas jalan nasional di Jawa Timur rusak dan berlubang akibat hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi selama musim hujan. Sayangnya, penanganan jalan ini masih menunggu hasil proses lelang.

Banyak ruas di Jalur pantura (Tuban-Babat-Lamongan-Gresik), Lintas Tengah (Surabaya-Mojokerto-Jombang-Kertosono), dan Selatan (Surabaya-Malang) mengalami kerusakan sedang sampai berat.

Sodeli Kepala Bidang Preservasi dan Peralatan I Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII mengakui itu. Dia bilang, jalan aspal memang musuh utamanya air.

“Selain itu juga ditambah lagi beban dari kendaraan berat,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (26/2/2020).

Sodeli mengatakan, untuk sejumlah ruas jalan nasional sebelumnya sudah dilakukan penanganan darurat. Khusus jalur Pantura sekarang baru penanganan sementara karena masih menunggu pemenang lelang.

“Secara teknis akan dilakukan sesudah pemenang lelang ditemukan. Jadi kami tidak melaksanakan sendiri, ada pihak ketiga kontraktor. Polanya, semua perbaikan oleh kontraktor dikendalikan PPK masing-masing wilayah,” ujarnya.

Dia mengakui, terjadi keterlambatan lelang. Seharusnya, pemenang lelang sudah ditemukan pada Januari lalu. Namun, karena alasan tertentu yang tidak dia jelaskan, lelang itu tertunda.

“Seharusnya Januari sudah tanda tangan semua, sehingga pihak ketiga sudah bekerja. Tapi karena tertunda harus menunggu itu. Pantura diperkirakan Maret sudah tuntas (lelang),” katanya.

Dia mengakui, saat ini satuan tugas keliling sudah tidak ada lagi. Nanti, begitu lelang tuntas dan perjanjian kerja sama diserahterimakan, BBPJN VIII dan kontraktor akan melakukan survei secara detail.

Selama lima tahun terakhir ini, pengawasan dilakukan oleh kontraktor pihak ketiga. Sehingga memungkinkan bila memang masyarakat menemukan jalan berlubang melaporkan ke BBPJN VIII.

“Bisa langsung menghubungi PPK di masing-masing wilayah. Dia yang akan melakukan action apa yang perlu dilakukan. Kalau kami menunggu proses lelang selesai, supaya tidak membahayakan,” katanya.

Perlu diketahui, Jalan Nasional di Jawa Timur ini panjang totalnya mencapai 2.361 kilometer. Tahun ini BBPJN VIII hanya melakukan peningkatan jalan untuk 10 persen jalan nasional.

“Peningkatan jalan itu supaya jalannya lebih tahan, dan tidak cepat rusak. Kalau tahun ini kami lakukan 10 persen, berarti masih ada 90 persen yang harus kami pelihara atau kami jaga, untuk jalan berlubang sementara akan ditambal sulam, (perbaikan sementara)” ujarnya.

BBPJN VIII juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, baik Kabupaten/Kota maupun provinsi. Ada empat satuan kerja BBPJN VIII yang membawahi sejumlah wilayah.

Satker wilayah I mewilayahi Probolinggo-Banyuwangi, Satker wilayah II Tulungagung-Kertosono-Pacitan, Satker wilayah III membawahi Madura-Surabaya-Sidoarjo-Kepanjen, dan Wilayah IV di Mojokerto.

“Nah, di bawah Satker itu ada sub manager yang namanya PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Kami ada forum lalu lintas juga untuk koordinasi dengan Pemda,” terangnya.(den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs