Jumat, 22 November 2024

Kepala BMKG: Biasanya Bencana Terjadi Setelah Jam Kantor dan Hari Libur

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat berkunjung ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/2/2020). Foto : Denza suarasurabaya.net

Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, biasanya bencana terjadi setelah jam kantor dan hari libur.

“Jadi ketika bencana terjadi, tidak ada (petugas) yang menjaga,” ujarnya saat berkunjung ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/2/2020).

Dia menyatakan ini di depan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dalam konteks Sistem Penerima Peringatan (Warning Receiver System/WRS).

Selain akan memasang empat seismograf baru di Jatim, BMKG juga akan memperbarui dan memasang WRS baru di 21 kabupaten yang ada di Jatim.

WRS adalah alat diseminasi penyebarluasan informasi gempa bumi, peringatan dini tsunami, dan informasi BMKG lain kepada lembaga perantara seperti BPBD.

Dwikorita mengatakan, dia berkunjung ke sejumlah daerah sembari membawa surat dari Menteri Dalam Negeri Mendagri berkaitan penanganan bencana.

“Tiga Bencana terakhir tidak ada yang jaga. Di kabupaten lain, fungsi komputernya (WRS) sudah berubah, tidak untuk itu. Alat komunikasi juga untuk lain-lain,” ujarnya.

Sebab itulah, dengan adanya peralatan WRS generasi baru yang akan dipasang di 21 kabupaten yang ada di Jawa Timur, dia berharap ada petugas yang standby 24 jam.

“Mohon ada petugas yang standby 24 jam,” kata Dwikorita yang langsung ditanggapi oleh Khofifah. Dia akan meneruskan pesan itu ke masing-masing daerah.

Selain itu, Khofifah juga mengatakan, Pemprov Jatim akan melakukan kontrol dan monitoring peralatan WRS ini dalam kurun waktu tertentu.

“Saya tadi usul, di saat seperti ini (banyak bencana terjadi) pengecekan peralatan bisa dilakukan seminggu sekali, mungkin pada bulan-bulan Mei, bisa dua minggu sekali. Setelah itu boleh sebulan sekali,” ujarnya.

WRS itu menjadi bagian penting deteksi dini bencana seperti puting beliung. Pemprov Jatim, kata dia, cukup rajin mengkoordinasikan bencana ini ke BMKG.

“Informasi tentang puting beliung itu kira-kira baru kami dapat sekitar tiga jam sebelum terjadi. Karena itu, menurutnya, masing-masing daerah yang sering dilanda puting beliung fungsi WRS harus optimal.”

Beberapa daerah yang sering dilanda puting beliung di antaranya Sidoarjo, Pamekasan, Bojonegoro. WRS di daerah itu, kata dia, sudah harus dijaga orang yang bersedia terus mengupdate potensi puting beliung.

“Saya rasa ini perlu ada edukasi, sehingga ada awareness secara kolektif. Tinggal kesadaran bersama menggunakan alat ini secara kontinu, jangan sampai peralatan ini berubah fungsi,” ujarnya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

BMKG Tambah Lagi Sensor Gempa di Surabaya

BMKG Menambah Empat Seismograf di Jatim

BMKG: Kalimantan Tak Sepenuhnya Aman dari Gempa


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs