Jumat, 22 November 2024

Survei JTV-ITS: Elektabilitas Tertinggi 5 Bacawali Kota Surabaya

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: suarasurabaya.net

Pusat Riset Pilkada JTV bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merilis lima nama bakal calon walikota (Bacawali) Kota Surabaya dengan elektabilitas tertinggi. Mereka adalah Wisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi Kepala Bappeko, Azrul Ananda Presiden klub Persebaya, Adies Kadir, dan Fandi Utomo.

Secara rinci, Wisnu Sakti Buana meraup elektabilitas sebesar 5,47 persen. Kemudian empat di bawahnya seperti Eri Cahyadi mendapatkan elektabilitas 5,04 persen, Azrul Ananda 4,76 persen, Adies Kadir 2,62 persen, dan Fandi Utomo 2,39 persen. Angka tersebut rupanya jauh berbeda dengan sisi popularitas di kalangan pemilih.

Pada survei popularitas, Wisnu Sakti Buana kembali meraih pengenalan tertinggi sebesar 39,21 persen. Kemudian disusul dua figur muda yaitu Adies Kadir 30,90 persen dan Azrul Ananda 29,66 persen. Selanjutnya posisi keempat dan kelima, Fandi Utomo 25,73 persen dan Eri Cahyadi 17,84 persen.

Sutikno Kepala Tim Riset Pilkada ITS mengatakan, perubahan pilihan itu terjadi di kalangan pemilih. Karena dari 450 responden yang dilibatkan dalam riset, responden yang mengenal Bacawali itu belum tentu juga akan memilihnya pada Pilkada mendatang. Jadi, ada yang hanya sebatas mengenal, tapi tidak memilih.

“Sebaliknya yang memilih, pasti sudah kenal baik (dengan Bacawali, red),” kata Sutikno, Kamis (20/2/2020).


Tabel hasil survei popularitas dan elektabilitas nama-nama Bacawali Surabaya. Foto: Istimewa

Berbeda dengan figur-figur bakal Bacawali yang persentase popularitas dan elektabilitas hampir merata, untuk popularitas dan elektabilitas bakal calon wawali terjadi dominasi dua figur. Sutikno mengatakan, dua figur itu adalah Armuji Ketua DPRD Surabaya dan Azrul Ananda Presiden Klub Persebaya.

Armuji mewakili figur parpol, yang selama ini dikenal sebagai politisi PDIP. Sedangkan Azrul Ananda dikenal sebagai tokoh media dan penguasaha muda, yang tidak pernah berkekecimpung di bidang politik.

Untuk popularitas, keduanya dikenal oleh 35,88 persen dan 22,78 persen pemilih yang jadi responden survei. Keduanya meninggalkan figur-figur lain seperti Taufik Hidayat mantan aktivis ’98 dan pegiat budaya sebesar 6,47 persen, Visensius Awey mantan anggota DPRD Surabaya 6,25 persen, dan Dwi Astuti Pengurus Muslimat NU 4,64 persen.

Dominasi juga semakin terlihat pada survei elektabilitas bakal calon wawali Surabaya.

“Armuji dan Azrul Ananda cukup menonjol dengan elektabilitas 5,94 persen dan 3,48 persen,” ujarnya.

Persentase itu, di atas nama-nama lain seperti Dwi Astuti 1,53 persen dan Taufik Hidayat 1,06 persen. Bahkan nama-nama di luar keempatnya, hanya mencatat persentase di bawah 1 persen.

“Karena masih awal, persentase popularitas dan elektabilitas ini masih terlalu dini jika dijadikan acuan siapa wali kota dan wakil wali kota Surabaya berikutnya. Masih ada waktu 7 bulan, semua bisa berubah. Tergantung strategi pendekatan ke publik dan media serta aktivitas masing-masing bakal calon,” kata dia.


Tabel hasil survei popularitas dan elektabilitas nama-nama bakal calon wakil wali Kota Surabaya. Foto: Istimewa

Sementara itu, Machmud Suhermono Kepala Pusat Riset Pilkada JTV mengatakan survei itu dilakukan pada 12-19 Februari 2020. Riset menggunakan multi-stage random sampling dengan melibatkan 450 responden berusia 17 tahun ke atas (memiliki hak pilih).

Sampel diambil di seluruh wilayah di Surabaya, dengan jumlah sampel tiap wilayah proporsional terhadap jumlah penduduk Surabaya. Rentan margin of error sebesar 2,5 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Hasil survei ini semacam tolok ukur, modal awal popularitas dan elektabilitas figur-figur yang selama ini sudah mengenalkan diri ke publik melalui media,” kata Machmud. (ang/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs