Empat siswa penyandang tuna rungu dan tuna wicara dari beberapa kota di Jawa Timur, Senin (17/2/2020) belajar meracik kopi. Ke empat siswa ini binaan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Bertempat di Kroesel House of Coffee, para siswa ini langsung bertemu dan mendapatkan materi pembelajaran tentang kopi dengan Dirganto pemilik Kroesel yang juga seorang barista, atau peracik dan penyeduh kopi.
Secara khusus Cak Gantok sapaan akrab Dirganto memberikan materi dasar tentang kopi dengan mengajak peserta mampu membedakan kopi dari jenis Arabica atau Robusta.
“Pengetahuan atau pemahaman dua hal itu sangat penting diketahui. Karena selanjutnya nanti mereka tidak lagi kesulitan untuk membedakan kopi terutama sebagai bahan minuman kopi dari jenis Arabica atau Robusta,” terang Cak Gantok.
Setelah memahami perbedaan serta persamaan dari kedua jenis kopi itu, lanjut Cak Gantok peserta diajak mengetahui bagaimana biji kopi dimasak atau diroasting sehingga sesuai kebutuhan untuk minuman yang akan dihidangkan.
“Karena dengan roasting yang berbeda maka bubuk kopi yang dihasilkan juga akan berbeda. Ini basic bagi peracik atau penyeduh kopi. Dan di pembelajaran ini juga wajib mereka lakukan. Wajib mencoba gitu,” tambah Cak Gantok.
Kegiatan pelatihan menyeduh dan meracik kopi ini diharapkan memberikan pengalaman batu bagi siswa tuna rungu dan tuna wicara binaan Dinsos Jawa Timur ini. Karena selama ini yang ketrap mengikuti pelatihan atau pembelajaran hanya sebatas pada keterampilan membuat barang hiasan atau souvenir.
“Ini pengalaman pertama bagi mereka, adik-adik tuna rungu dan tuna wicara sekaligus juga pengalaman bagi kami memberikan pelatihan tentang menyeduh dan meracik kopi bersama siswa tuna rungu dan tuna wicara,” ujar Cak Gantok.
Dengan pelatihan ini diharapkan ke depan nanti akan muncul usaha baru atau lapangan kerja baru sebagai barista atau penyeduh kopi bagi mereka yang tuna rungu dan tuna wicara.(tok/ang/rst)