Sabtu, 23 November 2024

DPR Minta China Tak Marah Indonesia Tutup Penerbangan

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Petugas bandara memanggil para penumpang pesawat maskapai China Eastern menuju Shanghai China untuk melakukan boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2020), yang merupakan pesawat terakhir yang melakukan penerbangan setelah pemberlakuan blokade penerbangan dari dan ke China. Foto: Antara

Azis Syamsuddin Wakil Ketua DPR mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah menutup sementara penerbangan Indonesia – China. Karena itu, pemerintah China tidak perlu marah dengan kebijakan tersebut.

Keputusan itu tepat sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Corona yang oleh badan kesehatan dunia (WHO) dinyatakan sebagai darurat global.

“Kebijakan pemerintah ini sangat tepat dan DPR mendukung sepenuhnya. Kita dorong terus pemerintah lakukan pencegahan terhadap penyebaran virus yang berbahaya ini,” ujar Azis di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Menurut Azis, DPR memberi dukungan politik terhadap langkah pemerintah menangkal para pendatang dari China untuk melakukan transit di Indonesia, penghentian pemberian visa kunjungan untuk warganegara China ke Indonesia, serta penghentian impor bahan pangan, produk pangan dan minuman dari China.

Karena itu, dia berharap pemerintah China tidak meradang, uring-uringan ataupun keberatan terhadap kebijakan pemerintah Indonesia tersebut karena sifatnya hanya sementara. China harus bisa menerima kenyataan ini karena pemeringah Indonesia ingin melindungi warganegaranya dari virus yang berbahaya ini.

“Tak usahlah pemerintah China merasa keberatan dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut. Dipikir kita tidak rugi, Indonesia juga rugi, tetapi demi melindungi warganegaranya pemerintah harus lakukan itu. Karena perlindungan terhadap warganegara itu merupakan perintah konstitusi yang harus dipenuhi pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Sebelumnya Xiao Qian Duta Besar China untuk Indonesia mengaku keberatan atas keputusan itu. Dia berkilah kebijakan-kebijakan tersebut bisa merugikan ekonomi Indonesia.

“Menurut saya kalau ambil pembatasan seperti terhadap penukaran personal penerbangan dan perdagangan, kami sangat tidak berharap itu dampaknya. Dan itu sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan dan pariwisata Indonesia sendiri,” kata Xiao di Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Xiao mengatakan selama ini kerja sama antara Indonesia dan China berlangsung baik. Dia juga mengatakan turis dari China kerap memberikan keuntungan kepada Indonesia.‎

“Saya pikir Tiongkok sudah tujuh atau delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar di Indonesia. Dan Tiongkok sudah minimalnya tingkat negara kedua terbesar sumber wisatawan asing setiap tahun ada dua juta lebih turis dari China yang datang ke Indonesia. Dan Tiongkok juga adalah satu diantara sumber investasi terbesar kepada Indonesia,” ujarnya.

Menurut Aziz, pemerintah China jangan berfikir untung rugi dengan mengungkit-ungkit turis dari China memberikan keuntungan kepada Indonesia. China harus menghargai keputusan yang diambil pemerintah Indonesia dan yakin bahwa semua itu hanya sementara.(faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs