Jumat, 22 November 2024

Berbekal Hasil Pelatihan Basarnas, LPBI-NU Bersihkan Dam Sipon

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Dua anggota Lembaga Penaggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) saat membersihkan Dam Sipon yang disebut sebagai pemicu Banjir dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Rabu (5/2/2020). Foto: Fuad Radio Maja FM

Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) membersihkan Dam Sipon yang disebut sebagai pemicu Banjir dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Dengan berbekal pengalaman mengikuti pelatihan bersama Basarnas dan juga alat panjat tebing, mereka relamenantang bahaya agar banjir di Desa Tempuran cepat surut.

Sejak hari Selasa kemarin (4/2/2020) Lembaga Penaggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) Kabupaten Mojokerto bersama potensi Relawan Mojokerto sudah berupaya membersihan sampah berupa ranting pohon yang menyumbat aliran air di Sungai Watu Dakon di Dam Sipon.

Kayu dengan berbagai ukuran tersebut dievakuasi secara perlahan oleh anggota LPBI -NU dengan cara menuruni Dam Sipon dengan alat panjat tebing. Seperti Kernmantle Rope (Tali Karnmantel), Hardness, Carabiner, Ascender, Descender hingga Hammer dan Hanger.

Saiful Anam Ketua Lembaga Penaggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) Kabupaten Mojokerto mengatakan, selain karena melubernya avur sungai Watu Dakon salah satu penyebab banjir di dua dusun di Desa Tempuran adalah tersumbatnya Dam Sipon oleh sampah.

Maka dari itu, Lembaga Penaggulangan Bencana Indonesia Nahdatul Ulama (LPBI-NU) Kabupaten Mojokerto bersama potensi Relawan yang ada di Mojokerto berupaya membersihkan sumbatan tersebut agar banjir di Desa Tempuran cepat surut.

“Salah satunya memang Dam Sipon, sumbatan disini membuat kurang lancar, sehingga sejak kemarin mulai kita bersihkan,” ungkapnya pada Fuad Reporter Radio Maja FM.

Menurut Anam, meski dirinya mengetahui resiko pembersihan dam sipon dengan resiko tinggi, ditambah kondisi debit air juga cukup deras, dirinya tetap memprioritaskan keselamatan anggota. Untuk melakukan evakuasi pohon, anggota harus menuruni Dam Sipon yang memiliki ketinggian hampir 5 meter. Selain itu dirinya juga mempersiapkan berbagai macam alat seperti Catrol dan juga perlengkapan untuk menuruni Dam.

“Kita menyadari resiko sangat tinggi, jika salah satu tim dari kita ada yang lepas kita tidak membayangkan lagi, otomatis akan terseret derasnya air, namun sebelumnya anggota sudah mendapatkan pelatihan dari Basarna dan ini kita praktikan di sini,” ungkap Anam.

Upaya pembersihanpun berbuah hasil. Satu per satu sumbatan di Dam Sipon seperti kayu dengan ukuran sedang hingga besar berhasil dievakuasi.

Kata Anam, tingkat kesulitan dalam evakuasi sumbatan di Dam Sipon tak lain karena anggota tidak bias memprediksi besaran sumbatan yang berada di Dam Sipon, sehingga pihaknya harus mengunakan cara manual dengan menggergaji setiap kayu ataupun pohon yang menyangkut.

“Kita juga berterimakasih kepada BPBD Kabupaten Mojokerto karena sudah meminjamkan alat untuk melakukan evakuasi pembersihan dam Sipon,” tandasnya.

Hingga hari ini, dua dusun di Desa Tempuran terendam banjir. Data Badan Penaggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto hingga Rabu (5/2/2020) air akibat luberan Sungai Watu Dakon sudah mengenangi sebayak 40 lebih rumah warga di Dusun Bekucuk dan di Dusun Tempuran, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Mojokerto.

Tak hanya rumah, banjir akibat luapan sungai juga mengenangi hektaran sawah juga fasilitas umum di Desa Tempuran. Seperti Sekolah, Balai Desa hingga Gereja.(fad/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs