Sabtu, 23 November 2024

Stok Dapur Umum di Desa Tempuran Mojokerto Menipis

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Dapur Umum (DU) yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto kekurangan bahan logistik pada Rabu (5/2/2020). Foto: Fuad Radio Maja FM

Stok logistik di Dapur Umum (DU) yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menipis.

Zainuddin Koordinator Logistik Tagana Kabupaten Mojokerto, pada Fuad Reporter Maja FM mengatakan, pihaknya hanya masak dua kali dalam sehari. Yaitu dini hari agar nasi bungkus bisa dikirim ke para korban banjir sekitar pukul 07.00-08.00 WIB dan masak siang untuk dikirim sore.

Sekali masak, pihaknya menyiapkan 1.500 bungkus nasi. Berisi nasi putih, telur dadar, serta sambal goreng tempe dan tahu. Untuk membuat ribuan nasi bungkus, dibutuhkan 130 kilogram beras. Namun siang ini, beras yang tersisa di dapur umum hanya 50 kilogram.

“Ketersediaan beras menipis. Hanya 50 kilogram itu kurang kalau untuk masak malam nanti supaya bisa dikirim besok pagi nasi bungkusnya,” ungkap Zainudin, Rabu (5/2/2020).

Menipisnya persediaan beras, Tagana sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Mojokerto untuk segera mendapatkan penanganan.

Setiap hari DU menyiapkan 1.500 nasi bungkus untuk satu kali masak. Sehingga untuk satu hari, DU menyiapkan 3 ribu nasi bungkus yang dibagikan kepada warga terdampak banjir di Desa Tempuran pagi dan sore hari beserta relawan yang bersiaga di lokasi banjir.

Selain itu, penanganan kesehatan para korban banjir di Desa Tempuran juga belum maksimal. Padahal terdapat dua posko kesehatan yang dibuat. Yaitu di Dusun Tempuran dan Bekucuk.

Seperti yang dikeluhkan keluarga Nuriyanto (64), warga Dusun Tempuran. Menurut dia, istrinya menderita gatal-gatal di bagian kaki karena terkena air banjir. Hingga siang ini istrinya belum mendapatkan bantuan pengobatan.

“Istri sakit gatal di kakinya. Belum dapat obat. Belum tanya soal posko kesehatan, juga tidak ada yang memberi tahu kalau ada posko kesehatan,” ungkapnya.

Selain itu, warga juga menilai pemerintah lamban menanggulangi banjir di Desa Tempuran. Padahal banjir di kampung ini juga terjadi tahun lalu.

Hingga hari ini, dua dusun di Desa Tempuran terendam banjir. Data Badan Penaggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto hingga Rabu (05/02) air akibat luberan Sungai Watu Dakon sudah mengenangi sebayak 40 lebih rumah warga di Dusun Bekucuk dan di Dusun Tempuran, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Mojokerto.

Tak hanya rumah, banjir akibat luapan sungai juga mengenangi hektaran sawah juga fasilitas umum di Desa Tempuran. Seperti Sekolah, Balai Desa hingga Gereja. (fad/rst)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs