Fadjroel Rachman Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi mengatakan, 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Kota Wuhan, China, serta 42 orang pendamping, dalam keadaan sehat.
Sampai sekarang, ratusan orang yang mayoritas berstatus mahasiswa, masih menjalani observasi di Hanggar Lapangan Udara Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Pernyataan itu disampaikan Fadjroel, siang hari ini, Rabu (5/2/2020), di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta.
“238 WNI dan 42 pendamping dari Wuhan, sekarang dalam keadaan sehat dan terawasi dengan baik di Natuna. Kemarin saya berbicara dengan Menteri Kesehatan yang selama dua minggu tinggal di Natuna untuk mengawasi proses observasi,” ujarnya.
Terkait adanya aksi penolakan warga Natuna yang tidak mau daerahnya menjadi lokasi observasi, Juru Bicara Presiden menyebut masalah itu sudah bisa diselesaikan.
Menurutnya, penolakan sejumlah warga Natuna terjadi karena ada kendala komunikasi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Sedangkan mengenai WNI di Singapura yang terinfeksi Virus Corona, Fadjroel bilang, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura terus melakukan pemantauan.
Sebelumnya, Joko Widodo Presiden menjelaskan alasan pemilihan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menjadi tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China.
Mantan Wali Kota Solo itu bilang, Natuna yang paling memenuhi syarat untuk proses observasi kesehatan, dibanding lokasi alternatif lain yang disiapkan pemerintah.
Jokowi menegaskan, observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, bukan karena mereka terinfeksi Virus Corona. Tapi, prosedur itu dilakukan sesuai protokol kesehatan internasional.
Kalau observasi yang dilakukan selama 14 hari sudah ada hasilnya, mereka yang dinyatakan bersih bisa kembali ke keluarganya masing-masing.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan Komisi Kesehatan Nasional China, sampai hari ini ada 490 orang di wilayah China daratan yang meninggal dunia. Dan, sebanyak 28 negara mengonfirmasi adanya penyebaran Virus Corona.(rid/iss/ipg)