Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya menerapkan pemeriksaan berlapis terhadap penumpang dan anak buah kapal (ABK) yang berasal dari negara atau daerah terjangkit wabah virus corona, terutama China dan Hongkong di Buoy 2 dan Buoy 3, Dermaga Karangjamuang.
Rony Fahmi Kabid Penjagaan Patroli dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya mengatakan, perlakuan ini tidak berlaku untuk kapal dari negara terjangkit yang sudah berlabuh di Jakarta dan baru ke Surabaya.
Pemeriksaan ini hanya berlaku untuk kapal yang dari negara terjangkit langsung ke Surabaya.
Mulai tanggal 29 Januari 2020 pukul 06.00 WIB, semua penumpang dan ABK kapal yang datang dari negara yang terjangkit virus corona–seperti China dan Hong Kong–harus diperiksa terlebih dulu oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Pulau Karang Jamuang.
Setelah itu, penumpang harus melewati pemeriksaan pemindai suhu badan di Gapura Surya Nusantara(GSN). “Kami memasang Thermal Scanner Portabel di pintu kedatangan di GSN untuk mendeteksi suhu tubuh setiap penumpang yang akan masuk ke Surabaya,” ujarnya.
Sampai 8 Februari 2020, rencananya ada 11 kapal dari negara terjangkit yang akan masuk ke Surabaya. Hari ini, hanya ada 1 kapal dari Taiwan yang sudah masuk ke Karang Jamuang. Selebihnya, 1 kapal dari Jakarta, 1 kapal dari Singapura-Jakarta, dan 1 kapal dari Shanghai Jakarta.
Penjelasan Rony ini sekaligus menjawab laporan Oki Lukito Ketua Forum Masyarakat Kelautan Maritim dan Perikanan Jawa Timur yang menyatakan bahwa saat ini kapal-kapal dari China dan Hongkong parkir di tengah laut, mengantre masuk ke Surabaya.
Kondisi di Pulau Karang Jamuang ini, kata Oki, menganggu kegiatan ekspor impor. Agen pelayaran juga minta kepastian waktu, berapa lama proses pemeriksaan di Karang Jamuang berlangsung. (iss/rst)