Sabtu, 23 November 2024

Analisa Cuaca Penyebab Banjir di Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Citra Satelit Himawari Produk IR Enhanced 31 Januari 2020 pukul 16.00 - 18.30 WIB. Foto: BMKG Juanda

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis analisa cuaca yang menyebabkan banjir di Surabaya pada Jumat (31/1/2020) kemarin. Menurut data BMKG, penyebab banjir di sejumlah titik di Kota Surabaya yaitu hujan deras yang berlangsung antara pukul 16.00-18.30 WIB.

Hal ini terjadi akibat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang cukup signifikan dengan suhu puncak awan mencapai -69 hingga -100 derajat Celsius dengan pantulan energi maksimum berkisar antara 55-65 dBZ. Makin besar energi pantul menunjukkan intensitas hujan yang terjadi semakin besar.

Pertumbuhan awan CB ini disebabkan karena adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Jawa Timur, khususnya di wilayah Surabaya, dan didukung dengan kondisi atmosfer yang cukup labil dan lembab, serta adanya aktifitas penguapan yang cukup tinggi disekitar Laut Jawa bagian Utara dan Selat Madura.


Data Curah Hujan di beberapa kawasan di Kota Surabaya pada Jumat (31/1/2020) kemarin. Foto: BMKG Juanda

Melalui siaran persnya, BMKG menjelaskan bahwa analisa meteorologi tersebut disimpulkan berdasarkan enam indikator. Berdasarkan indikator pola angin, pada tanggal 31 Januari 2020 pukul 19.00 WIB, terlihat adanya daerah tekanan rendah di Australia (1001 Mb) dan Papua Nugini (1007 Mb).

Kemudian dari indikator suhu muka laut, terutama di wilayah perairan Utara Jawa Timur dan di Selat Madura tercatat sebesar 29-31 derajat celsius. Dan anomali suhu muka laut 0.5-1.0 derajat celcius. Kondisi ini menunjukan aktivitas penguapan masih cukup tinggi sehingga banyak suplai uap air ke atmosfer untuk mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Jawa Timur.

Berdasarkan indikator kelembaban udara di atmosfer Kota Surabaya, kelembaban udara sangat tinggi. Ini mengakibatkan adanya massa udara basah terkosentrasi maka kondisi ini mendukung kuat pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Sedangkan, analisa menggunakan perangkat lunak RAOB (Rawinsonde Observation Programs) menunjukkan potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) di atmosfer di Kota Surabaya cukup kuat.

Pada indikator citra satelit Himawari, terlihat suhu puncak awan mencapai -69 hingga -100 derajat celcius yang menunjukkan adanya awan Cumulonimbus (Cb) pada pukul 16.00-18.30 WIB. Dan pada produk Potensial Rainfall terlihat hujan dengan intensitas hujan lebat disekitar wilayah Surabaya dan sekitarnya terjadi pada jam-jam tersebut.

Sekadar diketahui, beberapa jalan di Surabaya tergenang banjir dan menimbulkan kemacetan lalu lintas pada Jumat (31/1/2020) malam. BPB Linmas Kota Surabaya mencatat banjir terjadi di Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Ketintang, Jalan Gubeng Airlangga, Jalan Bratang Gede, Jalan Wonokitri, Jalan Ngangel, Jalan Dr., Soetomo, Jalan Kutai, Jl. A. Yani, Jalan Nginden, Jalan Indragiri, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Adityawarman, Jalan Dharmawangsa, Jalan Gayungsari, dan Jalan Panglima Sudirman. Rata-rata ketinggian air mencapai 30-60 sentimeter.

Meski tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa kemarin, tapi air menggenangi rumah warga dan beberapa fasilitas umum seperti lampu traffic light terjadi flashing. Sehingga arus lalu lintas terhambat dan kemacetan panjang terjadi hingga malam hari.(tin/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs