Sabtu, 23 November 2024

KKP Klaim Suhu Tubuh TKI Hong Kong Tidak Terdeteksi Body Thermal Scanner

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ilustrasi. Thermal scanner (pendeteksi suhu tubuh) kepada penumpang di pintu kedatangan internasional Bandara Juanda, Rabu (22/1/2020). Foto: Dok./Denza suarasurabaya.net

Budi Hidayat Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya mengklaim perempuan berinisial M TKI asal Hong Kong lolos dari deteksi body thermal scanner di Bandara Juanda karena suhu tubuhnya di bawah 38 derajat Celcius.

“Suhunya waktu di Bandara tidak terdeteksi. Pas dia pulang sampai di kantor PJTKI Pasuruan baru mengeluh demam, lalu diperiksa oleh perawat klinik PJTKI Pasuruan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Senin malam (27/1/2020).

Menurutnya, suhu tubuh M mencapai 38 derajat celcius setelah diperiksa oleh perawat di Klinik PJTKI Pasuruan. Lalu, oleh PJTKI dibawa ke IGD RSUD Sidoarjo.

“Setelah diperiksa perawat PJTKI Pasuruan, suhunya 38 derajat celcius. Lalu, sama perusahaan dibawa ke IGD Sidoarjo. Setelah diperiksa suhunya 37,6 derajat. Jadi suhu di IGD dan suhu di Bandara sama yakni di bawah 38, makanya tidak terdeteksi,” ujar Budi.

Budi mengatakan, setelah suhu diketahui 37,6 dan hasil pemeriksaan memang ada batuk tapi tidak ada sesak.

“Setelah di rontgen tidak mengarah ke pneumonia novel coronavirus. Kesimpulannya mungkin kecapaian, karena dari hlHongkong jam 7 malam, sampai Singapura jam 11 malam, lalu dia masih nunggu sampai jam 7 pagi terbang lagi ke Surabaya dan sampai jam 9 pagi tadi,” katanya.

Budi juga beranggapan, hasil pengukuran suhu tubuh yang dilakukan Klinik di PJTKI Pasuruan tidak valid. Lalu, terjadi kepanikan.

“Di Pasuruan 38 derajat Celcius, karena sedikit panik maka dibawa ke IGD. Yang diperiksa di Pasuruan tidak valid menurut saya. Kalau di KKP lebih dari 38 tentu terdeteksi, karena kan dijaga oleh petugas,” katanya.

Sebelumnya, dr. Atok Irawan, Sp.P Direktur RSUD Sidoarjo saat dihubungi Radio Suara Surabaya mengatakan bahwa M datang ke IGD RSUD Sidoarjo pada pukul 12.00 WIB bersama perawat PJTKI.

Berdasarkan keterangan perawat PJTKI, M bekerja di Hong Kong selama 1,5 bulan. Dia pulang ke Indonesia bukan karena sakit, tapi karena tidak cocok bekerja di sana. Dalam perjalanan kembali ke Indonesia, M sempat transit di Singapura selama 7 jam. Saat itulah dia batuk dan merasa badannya panas.

Setelah tiba di Bandara Juanda Surabaya, M menuju ke kantor PJTKI di Pasuruan. Saat diperiksa, suhu badannya 38,8 celsius, sehingga perawat klinik PJTKI merujuknya ke RSUD Sidoarjo.

Di RSUD Sidoarjo, kata dr. Atok, M telah menjalani pemeriksaan awal dan hasilnya negatif virus korona.

“Sudah kita foto thoraxnya, tidak ada infeksi. Juga kita periksa swab (mikrobiologi), hasilnya negatif. Kita perlakukan sebagai infeksi pernapasan atas, tapi tetap kita rawat di ruang isolasi yang kita sejak dulu sudah kita siapkan untuk flu burung, flu babi,” ujarnya.

Sesuai standar rumah sakit, meski hasil pemeriksaannya negatif, pasien baru boleh dirawat jalan setelah dirawat selama 3 x 24 jam di ruang isolasi.

Di tengah maraknya wabah virus korona, dr. Atok mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan etika saat batuk, menjaga daya tahan tubuh, cuci tangan, dan menggunakan masker.(bid/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs