Seorang perempuan yang diketahui seorang guru les Bahasa Mandarin di salah satu lembaga pendidikan di Surabaya, menjalani perawatan intensif di ruang isolasi khusus Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya, Minggu (26/1/2020). Perempuan itu mengeluhkan batuk yang dialami seminggu belakangan.
Menurut dr Pesta Parulian Kepala Humas RS dr Soetomo, perempuan berusia sekitar 25 tahun, yang tidak dia sampaikan detail identitasnya, datang sendiri ke rumah sakit itu Minggu siang sekitar pukul 13.00 WIB. Karena mengeluhkan gejala yang mirip infeksi Virus Korona, RS dr Soetomo langsung memutuskan isolasi.
“Jadi dia datang ke rumah sakit mengeluhkan batuk sudah seminggu ini. Dia memang berasal dari Cina, datang tanggal 5 kemarin, dan di Surabaya ini sendirian, tidak bersama keluarganya. Karena kami sudah punya mekanisme penanganan, jadi begitu ada pasien terindikasi Tim Pinere Ruang Isolasi Khusus (RIK) sudah langsung bekerja,” ujarnya.
Perempuan Pengajar Bahasa Mandarin itu, menurut dr Pesta, bersikap kooperatif dan bersedia menjalani perawatan dan pemantauan secara intensif di RIK. Sampai Minggu malam Tim Dokter RIK masih memantau perkembangan kondisi perempuan itu. Belum ada kepastian sampai kapan perempuan itu akan diisolasi.
“Tadi ketua Tim Pinere sudah melihat kondisi pasien dikaitkan dengan indikasi wuhan flu, tanda-tandanya belum tegas. Artinya pasien itu belum masuk kriteria (Wuhan Flu/Virus Korona). Ada beberapa pemeriksaan, seperti Foto Thorak, memunculkan diagnosa awal yang bersangkutan mengidap bronkitis,” katanya.
Hanya saja, tim dokter RS Dr Soetomo yang terbentuk sejak 2007 dan sudah menangani dan mengantisipasi penyakit semacam SARS, MERS, dan lain-lain itu tetap melaksanakan mekanisme yang ada. Perawatan secara intensif terhadap perempuan yang belum diketahui berasal dari kota mana di Cina itu akan terus dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan.
“Saya kira sampai benar-benar dipastikan bahwa yang bersangkutan memang tidak terinfeksi Virus Korona. Kami juga akan mengkomunikasikan ini melalui pemerintah, yakni ke Konjen Cina menyampaikan tentang kondisi yang bersangkutan. Karena dia datang ke Indonesia sendirian,” ujar Pesta.
Kepada masyarakat Jawa Timur, terutama masyarakat Surabaya, dr Pesta menyampaikan agar tidak panik. Dia memastikan RS Dr Soetomo telah memiliki mekanisme penanganan disertai tim dokter yang telah berpengalaman melakukan penanganan dan antisipasi penyakit menular seperti SARS dan MERS.(den)