China memblokade Wuhan dan Huanggang, dua kota yang berada di pusat wabah virus corona baru, yang telah menewaskan 17 orang dan menjangkiti hampir 600 orang lainnya.
Sebagian besar transportasi di Wuhan kota yang berpenduduk 11 juta orang itu, dihentikan. Selain itu warga juga diminta tidak keluar rumah.
Beberapa jam kemudian, media melaporkan bahwa kota di dekat Wuhan, Huanggang yang berpenduduk enam juta orang, menerapkan langkah serupa.
Pemerintah Kota Wuhan mengatakan, mulai pukul 10.00 waktu setempat pihaknya menghentikan semua jaringan transportasi kota serta menangguhkan penerbangan keluar Wuhan.
Meski demikian, media massa setempat melaporkan bahwa maskapai penerbangan masih beroperasi, ketika kebijakan ini disampaikan.
Sejumlah media menampilkan suasana di pusat transportasi Wuhan, stasiun kereta api Hankou, terlihat hampir lengang. Gerbang-gerbang terlihat diblokade atau dilarang dilintasi. Pemerintah meminta warga untuk tidak keluar dari kota itu.
Loket-loket jalan bebas hambatan di sekitar Wuhan ditutup, sehingga praktis pintu-pintu keluar jalanan juga tidak diperbolehkan. Terlihat para petugas berpatroli di jalan-jalan raya.
Sementara kota menjadi terisolasi, para warganya berbondong-bondong pergi ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan. Banyak warga juga berebut membeli pasokan makanan sehingga membuat rak-rak di toko swalayan kosong. Selain itu, warga mengantre untuk membeli bensin.
Sementara itu, pihak berwenang Huanggang memerintahkan tempat-tempat hiburan dalam gedung, termasuk bioskop dan kedai internet untuk menutup operasi mereka.
Para warga juga diminta tidak keluar jika tidak ada keperluan mendesak.
Hingga Rabu (22/1/2020) malam, otoritas setempat memastikan bahwa 571 orang terjangkit virus itu dan 17 di antaranya meninggal.
Selain di China, kasus orang terkena virus corona baru juga ditemukan di Thailand, sebanyak empat orang. Di Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Amerika Serikat masing-masing satu orang. (ant/rst)