Sabtu, 23 November 2024

Manfaatkan Ekstrak Sambiloto Hasilkan Tabir Surya

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi., MSi., epala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS. Foto: Humas ITS Surabaya

Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi., MSi., Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meneliti ekstrak tanaman Sambiloto sebagai anti radiasi Ultraviolet (UV), memanfaatkan keanekaragaman jenis tanaman Nusantara.

Menurut Fredy, potensi tanaman obat telah banyak dikembangkan di Indonesia, khususnya di bidang farmasi.

“Di sini kami mencoba menggali lebih dalam potensi lain yang belum pernah dikembangkan pada penelitian sebelumnya, yang penting tanaman ini tersedia melimpah di Indonesia dengan budidayanya yang mudah,” terang Fredy yang juga Kepala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini.

Di sisi lain, lanjut Fredy pemanfaatan dan pengembangan tanaman obat pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari aset alami negara Indonesia.

Tanaman yang memiliki nama latin Andrographis paniculata L. Ness ini merupakan satu diantara jenis tanaman obat yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan pengembangbiakan di Indonesia.

Selain itu, tanaman ini mempunyai senyawa aktif yang khas yang dikenal dengan nama King Bitter. Senyawa tersebut merupakan senyawa bioaktif primer Andrographolide, yang mana merupakan golongan senyawa terpenoid khususnya diterpene lakton.

Pada penelitian yang dibantu tim mahasiswa ini, lanjut Fredy, untuk mengekstraksi tanaman obat menggunakan metode maserasi.

Selanjutnya, untuk metode analisis menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet dan spektrofotometri fluoresens.

Sedangkan untuk metode karakterisasi hasil ekstraksi menggunakan metode spektrometri infra merah atau Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kromatografi Liquid Chromatography-Mass Spectrometer(LCMS/MS).

“Secara prinsip, pertama tanaman obat sambiloto diambil bagian daunnya kemudian dipreparasi dan dilakukan proses maserasi selama beberapa waktu, kemudian dilakukan karakterisasi dan analisis terhadap hasil ekstraksi tanaman obat Sambiloto, terakhir adalah modifikasi dan aplikasi ekstrak tanaman tersebut sebagai UV Protector,” papar Fredy.

Hasil akhir dari penelitian Fredy tersebut adalah berupa tabir surya yang merupakan satu diantara jenis produk kosmetik yang banyak dibutuhkan. Yakni, tabir surya yang mengandung ekstrak tanaman Sambiloto dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) tertentu.

Fredy juga mengakui, selama proses penelitian tentunya ada kendala yang dihadapi. Satu diantara contohnya adalah dikarenakan sampelnya berupa bahan alami, sehingga komponen (matriks) yang terkandung di dalamnya cukup kompleks.

Fredy mengungkapkan bahwa penelitiannya saat ini sedang dalam proses publikasi ilmiah. “Memang saat ini belum ada kerja sama dengan pihak ketiga, tetapi untuk ke depannya sudah ada rencana untuk bisa diproduksi massal,” pungkas Fredy, Kamis (23/1/2020).

Fredy berharap, penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat serta memberikan kegunaan bagi masyarakat luas.(tok/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs