Sabtu, 23 November 2024

Workshop Batik Shibori, Alternatif Teknik Pewarnaan Kain Ala Jepang

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Workshop batik Shibori digelar Unusa sebagai alternatif membuat hiasan dan pewarnaan pada kain tanpa canting. Foto: Humas Unusa

Diikuti sejumlah mahasiswa, dosen matakuliah Seni dan Budaya FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin (20/1/2020) gelar workshop batik Shibori, sebagai alternatif pilihan teknik sedehana membuat gambar dan pewarnaan batik ala Jepang.

Shibori adalah sebuah kesenian di Jepang terkait metode sederhana dalam hal pewarnaan kain. Teknik pewarnaan Shibori dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami, sekaligus perlindungan pada bagian kain tertentu yang tidak diwarnai.

Teknik Shibori ini, mewajibkan dan mengharuskan pembuatnya menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat perlindungan pada bagian tertentu kain sesuai kebutuhan yang dilakukan dengan melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang.

Di Kota Surabaya, teknik batik Shibori dari Jepang ini sudah mulai dikenal masyarakat. Hal ini bisa jadi kesederhanaan sekaligus kemudahan teknik pembuatannya. Yang paling penting memberikan keleluasanaan bagi pembuatnya berkreasi.

Hal ini berbeda dengan Batik Tulis tradisional di Indonesia, yang melalui berbagai tahapan serta ditandai dengan detil-detil yang harus dilalui untuk menghasilkan selembar kain dengan motif serta warna sesuai keinginan.

Untuk batik Shibori kain cukup diikat, dililit, menggunakan alat-alat sederhana dan seadanya seperti botol bekas atau kayu kecil, lalu dicelupkan pada cairan warna-warni sesuai kebutuhan atau mengucurkannya lalu diperas hingga kering.

Andri Setiawan Dosen Seni dan Budaya Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusa menyampaikan bahwa kegiatan workshop batik Shibori selain memperkenalkan teknik sederhana mewarnai dan menggambar tanpa Canting, juga sangat sederhana.

“Teknik ini memang sederhana. Workshop ini sekaligus memperkenalkan batik Shibori, yang tidak menggunakan teknik Canting, juga mudah dan simpel sekali membuatnya. Siapapun bisa membuat batik Shibori,” terang Andri Setiawan.

Membatik Sibori ini diajarkan kepada mahasiswa semester ganjil untuk tiga program studi yakni Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Bahasa Inggris.

Diharapkan dari workshop yang diikuti para mahasiswa sebagai bagian mata kuliah wajib ini, nantinya akan memberikan manfaat sekaligus pengalaman yang bisa dibagikan kepada orang lain saat mereka berada di tengah-tengah masyarakat.

Sementara itu, workshop batik Shibori kali ini merupakan bagian dari kegiatan pentas seni dan budaya Unusa yang digelar di Atrium Royal Plaza Surabaya dengan sejumlah penampilan kelompok seni lainnya.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs