Sabtu, 23 November 2024

Kejahatan Jalanan Mendominasi Awal Tahun 2020, Pelakunya Ditembak Kaki

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko Kabid Humas Polda Jatim memaparkan data pengungkapan kasus kejahatan jalanan selama awal tahun 2020 di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (17/1/2020). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Kejahatan jalanan masih mendominasi dari kasus lainnya, terutama di wilayah hukum Polrestabes Surabaya. Pada pengungkapan awal tahun terhitung sejak 1-14 Januari 2020, polisi telah mengungkap 56 kasus dan menangkap 62 tersangka.

Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, dari 65 kasus itu, kasus kejahatan jalanan paling banyak terjadi di Surabaya. Dengan rincian, curat mencapai 28 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 31 orang.

Kemudian disusul dengan curanmor sebanyak 13 kasus dengan 16 tersangka, dan curas 8 kasus dengan 11 tersangka. Modus yang dilakukan pelaku pun beragam. Mulai dari membobol rumah, pecah kaca, merusak kunci motor, hingga menodongkan senjata tajam ke korbannya.

“Itu masih menjadi tren kejahatan. Kita sama-sama diamanahkan oleh undang-undang, baik Polri, TNI, dan seluruh stakeholder yang hari ini juga disaksikan oleh para ulama. Kita semua mendoakan dan mengecam apapun perbuatan kejahatan yang ada di Surabaya,” kata Trunoyudo saat di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (17/1/2020).

Meski demikian, kata Trunoyudo, kasus kejahatan jalanan ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Ini karena upaya-upaya pre-emtif, preventif dan penegakan hukum yang dilakukan kepolisian. Terutama menjalin sinergitas dengan masyarakat melalui aplikasi Jogo Suroboyo yang dilaunching tahun lalu.

Menurutnya, ini sebuah terobosan yang bagus dan bermanfaat untuk masyarakat. Di mana, lebih mendekatkan polisi dengan masyarakat. Serta lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, yang saat ini sebagian besar sudah menggunakan gadget atau handphone.

“Dengan adanya aplikasi Jogo Suroboyo ini merupakan aplikasi yang mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat, seluruh elemen masyarakat. Apapun kejadian dan di mana pun itu, masyarakat bisa berinteraksi dengan aplikasi tersebut. Ini adalah prestasi Surabaya,” ujarnya.

Selain kejahatan jalanan, lanjut dia, polisi juga mengungkapkan beberapa kasus lainnya di awal tahun. Seperti kasus prostitusi, mafia tanah, dan penipuan atau penggelapan kendaraan.

Pekan lalu, polisi menggerebek tempat prostitusi eks Lokalisasi Moroseneng di Kelurahan Klakah Rejo, Kecamatan Benowo. Dari kasus itu, polisi menetapkan dua orang sebagai tersangka. Mereka adalah pengelola wisma.

Meski sudah lama ditutup oleh Pemkot Surabaya, pelaku masih nekat membuka praktik prostitusi di kawasan tersebut. Pelaku atau pengelola wisma menawarkan dengan cara sembunyi-sembunyi. Bahkan sebagian pelanggan sudah memiliki kontak makelar atau pengelola kalau ingin mendapatkan layanan seks komersial.

Kemudian, polisi juga membongkar kasus penipuan perumahan fiktif berkedok syariah di Jalan Raya Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo. Sedikitnya ada 32 orang lebih yang menjadi korban, dengan kerugian mencapai ratusan miliaran rupiah.

Perumahan tersebut adalah Multazam Islamic Residence, yang dikelola oleh PT. Cahaya Mentari Pratama. Polisi menahan satu pelaku berinisial MS selaku Direktur Utama atau pihak pengelola.

Terakhir kasus penggelapan mobil, polisi mengamankan dua orang tersangka. Kurang dari 24 jam setelah korban melapor, polisi berhasil menangkap keduanya dengan barang bukti 11 unit mobil. Modusnya, para pelaku meminjam mobil kemudian menggadaikannya tanpa sepengetahuan pemilik.

Trunoyudo mengatakan, tindakan tegas terukur akan tetap dilakukan petugas, kalau para pelaku tetap nekat melakukan aksinya. Apalagi sampai membayakan petugas dan masyarakat di sekitar.

Pada pengungkapan awal tahun itu, sedikitnya ada 8 pelaku yang dilakukan tindakan tegas terukur. Mereka ditembak pada kedua kakinya, karena mencoba melarikan diri saat akan ditangkap. (ang/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs