Sabtu, 23 November 2024

Syarat Agar Transportasi Massal Bisa Percepat Pembangunan Ekonomi di Gerbangkertasusila

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Ilustrasi

Hera Widyastuti Pakar Transportasi ITS mengatakan, ada dua syarat agar transportasi massal berbasis rel yang akan dibangu oleh Pemprov Jatim bisa mempercepat pembangunan ekonomi di kawasan Gerbangkertasusila, Jawa Timur.

Dua syarat itu mencakup konektivitas dan frekuensi (jadwal kereta). Konektivitas artinya, transportasi massal tersebut harus mampu menghubungkan antar wilayah yang mencakup kawasan industri dan wisata yang ada.

“Harapannya kan gitu. Sekarang berhentinya dimana, yang kita butuhkan kan konektivitasnya. Kalau misalnya berhenti di stasiun. Padahal itu mau menghubungkan industri. Berarti dari stasiun ke (kawasan, red) industri itu harus ada konektivitas. Nah, jadi itu kalau dibilang percepatan ekonomi, bisa. Tergantung dari konektivitasnya,” ujar Hera pada Selasa (14/1/2020).

Selain itu, frekuensi atau jadwal kereta harus harus tinggi. Artinya, jadwal transportasi massal yang ada harus sering dan terjadwal. Sebab, hal ini berhubunhan dengan mobilitas manusia yang tinggi.

“Sekarang itu misal kayak susi-sula (kereta yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo atau Surabaya dan Lamongan, red), itu kan banyak peminatnya sebenarnya. Tapi jadi tidak terlalu banyak karena frekuensinya rendah dan konektivitasnya tidak terllau tinggi. Jadi tidak mudah. Sekarang kan cuman pagi dan sore. Jadi orang mau ke Sidoarjo kan hanya jam-jam tertentu saja. Sebenarnya kan pergerakan itu everytime,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan konektivitas dari stasiun ke tempat tujuan. Ada dua opsi mengenai hal ini. Pertama, yaitu membangun semacam stasiun-stasiun kecil untuk tempat berhentinya kereta dan kedua menyediakan transportasi massal lain untuk menunjang transportasi massal berbasis rel.

“Misal di Mojokerto. Banyak wisata dan kuliner, misal lihat situs apa (tempat wisata di Trowulan red), itu kalau terkonek enak. Ini juga membuat orang Surabaya keluar dari Surabaya. Bisa meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah, red) dari wisata,” katanya.

Ia menegaskan, frekuensi dan konektivitas yang tinggi adalah syarat agar transportasi massal yang akan dibangun Pemprov Jatim bisa berdampak positif bagi perekonomian. Selain itu, dua hal ini menjadi kunci agar penggguna motor dan mobil bisa beralih ke transportasi massal karena sudah dianggap andal.

“Kalau cuman dari stasiun ke stasiun aja kan gak ada konektivitasnya, orang akan segan. Misal kayak Stasiun Gubeng, keluar Stasiun Gubeng kan bingung. Frekuensi terjadwal. Misal setiap 10 menit, itu seperti apa, harus ada jadwalnya,” kata Hera.

Sebagai informasi proyek transportasi massal yang menghubungkan kawasan Gerbangkertasusila ini masuk dalam lampiran Perpres 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan di Jatim. Daerah yang masuk dalam proyek yang disebut Surabaya Regional Railways Line ini diantaranya yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Kota Mojokerto. (bas/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs