Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengunggah video desain Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) Jawa Timur, di akun Instagram resminya @khofifah.ip, Senin (13/1/2020).
“Kalau kemaren ada yang nanya, kapan Jawa Timur punya MRT dan LRT? Maka beginilah kira-kira penampakan desain transportasi publik Jatim yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan video.
Moda transportasi MRT dan LRT itu, kata Khofifah, nantinya akan menyambung antardaerah, kawasan perekonomian, dan kawasan industri di Jawa Timur. Dia juga menjawab kapan itu akan terwujud?
“lnsya Allah tidak lama lagi, karena Peraturan Presiden (Perpres) Percepatan Pembangunan Kawasan di Jatim telah ditandatangani Presiden @jokowi akhir tahun 2019,” katanya.
Desain Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) Jawa Timur. Foto: Denza suarasurabaya.net
Gubernur perempuan pertama di Jatim, yang mengaku sering mengunggah sendiri konten Instagramnya, meminta warganet mendoakan kelancaran dan mempersilakan mereka yang ingin urun rembuk.
Ketika ditemui di Gedung DPRD Jatim, Khofifah tidak menjelaskan detail pembangunan MRT dan LRT yang masuk dalam lampiran Perpres 80/2019 itu secara spesifik.
Dia hanya mengatakan, Pemprov Jatim telah mengidentifikasi seluruh program dan proyek di Perpres, yang jumlahnya mencapai 218 program dengan perkiraan investasi mencapai Rp294,3 triliun.
“Sudah diidentifikasi, mana yang FS (feasibility study/studi kelayakan) tahun ini, mana yang FS tahun berikutnya. Seperti proyek (dengan skema) KPBU, misalnya, sudah bisa di-FS tahun ini,” katanya kepada sejumlah wartawan.
Proyek pembangunan moda transportasi publik di Jawa Timur itu adalah proyek pertama yang termuat dalam daftar proyek di Kawasan Gerbangkertosusila dalam lampiran Perpres 80/2019.
Di dalam lampiran Perpres itu, proyek ini disebut Surabaya Regional Railways Line yang meliputi Kabupaten Lamongan, Gresik, Kota Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto.
Proyek yang akan dikerjakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini diestimasi akan menghabiskan investasi senilai Rp8,304 triliun.
Selain proyek itu, pembangunan transportasi publik juga akan dilakukan di Kabupaten Bangkalan Madura. Transportasi itu akan menghubungkan Pelabuhan Kamal, Stasiun Bangkalan sampai Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Namanya Autonomous Railrapid Transit (ART) yang diestimasi akan menghabiskan investasi senilai Rp3,592 triliun yang akan dibiayai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebagaimana disampaikan Khofifah, kalau proyek dengan skema KPBU relatif sudah bisa dilakukan studi kelayakan (FS) tahun ini, proyek Surabaya Regional Railways Line termasuk di antaranya.
“Identifikasinya sih relatif sudah dibuat, regrouping-nya juga sudah. Tapi kami, kan, harus menashih (memastikan) kembali. Makanya kami harus road show ke Kemenko dan kementerian teknis,” ujarnya.(den/iss/ipg)