Khamsun warga Desa Putat, Tanggulangin menjemput satu per satu temannya naik Mitsubishi Xpander W 1277 VF miliknya sebelum mobil itu tertabrak kereta api di perlintasan kereta Tanggulangin, Sidoarjo.
Kecelakaan mobil dengan Kereta Api Mutiara Selatan jurusan Bandung-Malang ini terjadi di perlintasan tanpa palang pintu Desa Kalitengah, Tanggulangin, Minggu (5/1/2020) siang sekitar pukul 11.45 WIB.
Perlintasan kereta api di Desa Kalitengah, Tanggulangin, Sidoarjo pascakecelakaan KA Mutiara Selatan dengan mobil Mitsubishi Xpander W 1277 VF. Foto: Denza suarasurabaya.net
Totalnya, ada tujuh penumpang termasuk Khamsun di mobil itu. Enam penumpang Xpander lainnya, yang merupakan teman-teman SMP Khamsun itu mengalami luka sedang dan ringan.
Mereka antara lain Kasiamah yang juga warga Putat, Tanggulangin. Muntiatul Chusna warga Desa Kalidawir, Tanggulangin. Lalu ada H. Aslikah dan Arsa cucunya yang juga warga Kalidawir.
Selain itu ada Syahidin dan Afifah istrinya yang merupakan warga Banjar Panji, Tanggulangin. Keenamnya sempat dirawat di RS Pusdik Bhayangkara, Porong. Minggu sore seluruhnya sudah dipulangkan.
Budiyanto Kepala Desa Banjar Panji yang datang ke RS Pusdik Bhayangkara untuk menengok keadaan Syahidin dan Afifah, warganya, mengatakan, rombongan Xpander ini mau jalan-jalan.
“Saya tidak tanya terlalu banyak. Tidak enak juga. Tapi kata Pak Syahidin, Pak Khamsun (sopir) itu tiba-tiba njemput ke rumahnya, ngajak keluar. Katanya jalan-jalan, enggak tahu ke mana,” katanya.
Budiyanto mengatakan, mereka adalah teman-teman satu SMP di Putat Tanggulangin. Ajakan jalan-jalan itu, kata dia, semacam reuni SMP kecil-kecilan yang agaknya tidak terencana.
Belum sampai ke tempat tujuan, Minggu siang ketika mobil yang dikendarai Khamsun melaju dari timur ke barat, tiba-tiba mesinnya mati saat sudah di atas rel di perlintasan tidak berpalang pintu.
Saksi mata di lokasi menyebutkan, petugas KAI di pos perlintasan sebenarnya sudah membunyikan peluit memperingatkan Xpander itu agar berhenti sebelum melewati rel tapi Khamsun sepertinya tidak mendengar.
Akibat kecelakaan ini, Khamsun dinyatakan meninggal di lokasi. Tabrakan kereta api yang datang dari utara ke selatan secara frontal menghantam bagian mobil tempat sopir berada.
Syahidin, salah satu penumpang yang duduk di bagian tengah tepat di belakang sopir mengalami luka memar pada bagian pundak kanannya dan luka pecahan kaca di pipi kanannya.
Sementara Afifah istri Syahidin yang duduk di sebelah kirinya mengalami luka memar di bagian pinggang. Dokter yang memeriksa dengan memfoto rontgen para korban menyatakan tidak ada luka serius. Demikian juga empat penumpang lainnya.
Sementara, menurut Budiyanto juga, dia mendapat informasi bahwa jenazah Khamsun yang sempat dibawa ke kamar jenazah RS Pusdik Bhayangkara langsung dibawa keluarga ke rumah duka.
“Infonya disemayamkan di pemakaman dekat rumahnya di Putat Utara itu. Keluarganya tadi dari kamar jenazah sepertinya langsung membawa jenazah pulang,” katanya.(den/tin)