Minggu, 24 November 2024

Iran Tegaskan Hak untuk Membela Diri kepada PBB

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Demonstran membakar bendera Amerika Serikat, Israel dan Inggris saat aksi protes menentang pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas saat serangan udara di bandara Baghdad, di Teheran, Iran, Jumat (3/1/2020). Foto: Reuters

Pemerintah Iran menegaskan kepada Antonio Guterres Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB pada Jumat (3/1/2020) bahwa mereka memiliki hak untuk bela diri di bawah hukum internasional setelah Amerika Serikat membunuh komandan militernya yang paling terkenal, Qassem Soleimani.

Dalam sebuah surat, Majid Takht Ravanchi Duta Besar Iran untuk PBB mengatakan, pembunuhan Soleimani “adalah contoh nyata terorisme negara dan, sebagai tindakan kriminal, merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, termasuk, khususnya … … Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”

Soleimani, seorang jenderal berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan Penjaga Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei.

Amerika Serikat membunuh Soleimani dalam serangan semalam di Irak yang direstui Donald Trump Presiden AS. Seorang pejabat senior administrasi Trump mengatakan Soleimani telah merencanakan serangan segera terhadap personel AS di Timur Tengah.

Amerika Serikat berupaya membenarkan pembunuhan Soleimani berdasarkan Pasal 51 Piagam AS, yang mencakup hak individu atau kolektif untuk membela diri terhadap serangan bersenjata.

Menurut Pasal 51, negara-negara diharuskan untuk “segera melaporkan” kepada Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang, segala tindakan yang diambil dalam melaksanakan hak bela diri. Amerika Serikat menggunakan Pasal 51 untuk membenarkan tindakan yang dilakukan di Suriah terhadap kelompok militan pada 2014.

Para diplomat mengatakan belum ada surat yang diterima dari Washington mengenai pembunuhan Soleimani.

Guterres sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah baru-baru ini, juru bicaranya, Farhan Haq, mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada Jumat.

“Ini adalah saat di mana para pemimpin harus melakukan pengendalian diri secara maksimal. Dunia sudah tidak ingin lagi peperangan di Teluk,” kata Haq. Demikian dilansir Antara.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs