Pengurus Wilayah Muhamadiyah (PWM) maupun Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) mengimbau agar masyarakat Jawa Timur tidak berlebihan dalam menyambut pergantian tahun 2019-2020.
Najib Hamid Wakil Ketua PWM Jatim mengatakan, tahun baru bukanlah sesuatu yang harus dirayakan. Menurutnya, momentum pergantian tahun justru lebih baik untuk mengevaluasi diri.
“Evaluasi atau muhasabah atas apa-apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun ini, sebagai bahan atau bekal untuk aktivitas di tahun yang akan datang,” katanya, Senin (30/12/2019).
Najib juga menilai, penyambutan tahun baru dengan pesta-pora atau berfoya-foya tidak dianjurkan di Agama Islam. “Foya-foya itu tabdzir (penghambur-hamburan). Dilarang oleh agama,” katanya.
Hendaknya, kata dia, malam pergantian tahun baru bisa diisi dengan ibadah, kegiatan sosial, atau kegiatan intelektual yang lebih bermanfaat daripada pesta pora dan foya-foya.
KH Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim punya pendapat senada. Dia minta semua kader, tokoh, dan pengurus NU tidak berlebihan menyambut datangnya tahun baru 2020.
Marzuki meminta mereka beraktivitas seperti biasa. “Yang biasanya ngaji ya ngaji. Yang kerjanya satpam njaga seperti biasa, tetap salat lima waktu, semua seperti biasa,” katanya.
Pengasuh Ponpes Sabillurrosyad Gasek, Malang itu tidak melarang bila warga NU mengadakan acara-acara khusus menyambut pergantian tahun. Imbauan hanya berlaku ketat untuk pengurus NU.
“Kader NU yang mengadakan acara harus tetap menjaga syariat, menjaga kerukunan warga, dan menghindari perilaku dan statemen kontroversial. Supaya suasana tetap adem-ayem,” ujarnya.
Hanya saja, Marzuki meminta agar warga tidak berlebihan dan melebih-lebihkan perayaan tahun baru meski tidak melarang penggunaan terompet dan kembang api dalam perayaan itu.
PWNU, kata dia, tidak bisa menentukan hukum kembang api dan peniupan terompet dalam syariat Islam. “Apakah identik agama tertentu, apakah halal haram, itu domainnya Rais Syuriah dan MUI.”
Najib Hamid Wakil Ketua PWM Jatim menyatakan hal senada soal kembang api dan terompet perayaan tahun baru. Dia tidak melarang keduanya, tapi mengimbau agar tidak berlebihan. “Sewajarnya saja.”(den/iss)