Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki tim pencarian dan penyelamatan (SAR) perempuan yang bertugas mengevakuasi korban bencana di area perairan. Tim penyelamat perempuan, anggotanya merupakan gabungan dari personel Satpol PP, BPB dan Linmas dan PMK tersebut terbentuk satu bulan lalu.
Eddy Christianto Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya mengatakan, pembentukan tim SAR perempuan bertujuan untuk mengevakuasi korban bencana yang bergender perempuan.
“Sebenarnya, untuk pertolongan kepada korban (bencana) tak ada pembedaan petugasnya apakah laki-laki atau perempuan, karena yang terpenting adalah orangnya selamat dulu. Tapi Ibu Wali menyarankan agar petugas perempuan juga memiliki keahlian,” ujar Eddy, Selasa (24/12/2019).
Eddy mengatakan, 16 perempuan itu dilatih oleh Basarnas dan Marinir, berkaitan dengan strategi dan langkah-langkah penyelematan korban di sungai dan laut.
“Tim evakuasi korban bencana Pemkot Surabaya khusus laki-laki telah berlatih penyelematan di laut. Sedangkan, tim perempuan, selama satu bulan ini mendapatkan pelatihan penyelematan di sungai,” katanya.
Menurut Eddy, satgas perempuan yang bertugas sebagai penyelamat di perairan, baik laut maupun sungai, berasal dari BPB dan Linmas sebanyak 10 orang, Satpol PP 6 orang, sementara PMK belum ada.
“Di PMK kebanyakan para petugasnya adalah laki-laki,” sebutnya.
Eddy menambahkan, untuk kesiagaan sekaligus sinergitas tanggap bencana, pemerintah kota telah melaksanakan apel khusus dengan Polrestabes Surabaya, Selasa (17/12/2019. Selain menyiagakan para petugas, pemerintah kota juga menyiapkan peralatan yang digunakan.
“Kita (BPB dan Linmas) ada 15 perahu, Satpol 6, dan PMK 4 perahu semuanya siap siaga. Kemudian kita juga siapkan Chainsaw (Gergaji-red) untuk menangani pohon tumbang, genset, lampu dan peralatan lain yang mendukung,” katanya.
Eddy mengatakan, pihaknya telah melakukan cek kesiapsiagaan tim penanggulangan bencana, yakni Linmas, Satpol dan PMK satu bulan lalu. Dalam pemeriksaan kesiagaan, dilakukan tes samapta dan kesehatan untuk menjaga kesehatan, agar mereka benar-benar fit. Kemudian, dilakukan tes psikologi bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi, guna mengukur mental mereka menghadapi Natal dan Tahun Baru.(bid/tin/ipg)