Jumat, 22 November 2024

Presiden: Implementasi Program Biodiesel Bisa Menghemat Devisa Negara

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden meresmikan implementasi program biodiesel 30 persen (B30), di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden, hari ini, Senin (23/12/2019), meresmikan implementasi program biodiesel 30 persen (B30). Acara itu berlangsung di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.

Hadir antara lain Airlangga Hartarto Menko Perekonomian, Erick Thohir Menteri BUMN, Arifin Tasrif Menteri ESDM, Nicke Widyawati Dirut PT Pertamina dan Basuki Tjahaja Purnama Komisaris Utama PT Pertamina.

Sebelum meresmikan secara simbolis, Jokowi mengatakan pengembangan biodiesel adalah bukti nyata komitmen Indonesia menerapkan energi bersih.

“Pengembangan energi baru terbarukan juga membuktikan komitmen kita untuk menjaga planet bumi, menjaga energi bersih dengan menurunkan emisi gas karbon, dan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Ini energi bersih,” ujarnya.

Selain menekan emisi gas karbon, dan meningkatkan kualitas lingkungan, penerapan B30 juga bisa mengurangi impor bahan bakar minyak, sehingga menghemat devisa negara sekitar Rp63 triliun per tahun.

“Kalkulasinya juga kita konsisten menerapkan B30 ini yang akan dihemat devisa kurang lebih Rp63 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali,” kata Presiden.

Di sisi lain, Jokowi menilai penerapan B30 punya dampak positif meningkatkan permintaan sawit di pasar domestik, sehingga menguntungkan industri kelapa sawit nasional.

“Dengan potensi sawit sebesar itu, kita punya banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar. Potensi itu harus kita manfaatkan untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional kita,” tegasnya.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap program penggunaan biodiesel yang merupakan energi baru terbarukan sukses sampai B100.

“Bagi saya tidak cukup sampai B30. Tapi, saya sudah perintahkan menteri terkait dan Dirut Pertamina supaya tahun 2020 bisa B40, dan awal 2021 masuk B50,” harapnya.

Kalau target itu bisa terwujud, Jokowi yakin Indonesia tidak akan mudah ditekan oleh negara-negara lain, seperti Uni Eropa yang belakangan ini gencar melakukan kampanye negatif terhadap aktivitas ekspor crude palm oil (CPO) asal Indonesia.

“Terutama melalui kampanye negatif yang dilakukan beberapa negara terhadap ekspor CPO kita karena kita memiliki pasar dalam negeri yang sangat besar,” ungkap mantan Wali Kota Solo itu.

Supaya implementasi program biodiesel berjalan sesuai rencana, Presiden menegaskan memantau langsung perkembangannya setiap hari.

Sementara itu, Nicke Widyawati Dirut Pertamina menjelaskan, Pertamina mempercepat penerapan B30 sesuai arahan Presiden, dengan melakukan uji coba penyaluran B30 di beberapa kota besar, antara lain Palembang, Yogyakarta, Balikpapan, dan Sorong.

Sampai sekarang, ada 28 terminal bahan bakar minyak, lokasi pencampuran B30 yang nantinya disalurkan ke SPBU Pertamina di seluruh Indonesia.

Masyarakat bisa menggunakan produk B30 bahan bakar campuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar yang diolah Pertamina, yaitu Bio Solar dan Dexlite.

Sekadar informasi, Pemerintah tengah berupaya menekan ketergantungan pada energi fosil, dan impor bahan bakar minyak, dengan cara mengembangkan energi baru terbarukan.(rid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs