Jumat, 22 November 2024

Ini Proyek Jalan di Jatim yang Jadi Prioritas BBPJN VIII pada 2020

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Achmad Subki Kepala BBPJN VIII. Foto: Denza suarasurabaya.net

Dari sejumlah proyek jalan di Jawa Timur yang termuat di Perpres 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Jatim, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII punya prioritas.

Achmad Subki Kepala BBPJN VIII mengatakan, ada sejumlah proyek Jalan Tol yang termuat di dalam Perpres 80/2019 yang akan menjadi prioritas BBPJN VIII pada 2020 mendatang.

“Jalan tol itu, yang akan diprioritaskan, itu Jalan Tol Krian (Sidoarjo), Legundi, Bunder, Manyar (Gresik), terus ke Tuban,” ujarnya saat menggelar konferensi pers beberapa waktu lalu.

Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar sepanjang 38,3 kilometer adalah proyek strategis nasional yang dikerjakan sepanjang triwulan ke-II tahun ini.

Ada proyek lanjutan di dalam perpres 80/2019, yakni pembangunan tol yang menyambungkan Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan-sampai Gresik (Manyar-Bunder).

Estimasi kebutuhan investasi untuk proyek yang dibiayai dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) itu, termuat dalam Lampiran Perpres 80/2019, mencapai Rp23,7 triliun.

Subki bilang, selain Tol yang dia maksud, Jalan Pantai Selatan (Pansela) yang juga akrab disebut Jalan Lintas Selatan (JLS) menjadi perhatian BBPJN VIII. Pada 2020, sudah ada delapan paket pengerjaan.

“Dari 680 kilometer yang akan dikerjakan, yang sudah tersambung sekitar 400 kilometer kurang sedikit. Tahun depan kira-kira ada 100 kilometer yang akan dikerjakan dengan delapan paket,” katanya.

Delapan paket itu antara lain, dua paket pengerjaan ruas Trenggalek-Malang, Malang-Jember juga dua paket yang akan dikerjakan dengan dana pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB).

“Belum lagi yang reguler. Ada tiga paket dengan biaya APBN. Lalu satu lagi dengan biaya SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Jadi 2020 ada delapan paket. Total panjangnya hampir 100 kilometer,” ujarnya.

Dia mengatakan, sumber pendanaan pengerjaan Jalur Pansela ini memang dari banyak sumber. Subki memperkirakan, pengerjaan sampai tuntas 270 kilometer yang tersisa tidak cukup sampai 2020.

“Karena begini, Pansela itu kontur topografinya berat. Besar tantangannya. Kami akan berusaha keras membangun sampai selesai. Supaya ada pemerataan wilayah utara dan selatan,” ujarnya.

Bila delapan paket pengerjaan Pansela itu tuntas, Subki memastikan, jalan itu akan terkoneksi antara sirip ke sirip jalan meski akan berbatasan dengan Jalan Kabupaten. Dia tidak khawatir dengan lamanya pengerjaan biaya pemeliharaan akan membengkak.

“Soal biaya tambah besar kalau makin lama, itu kan, begitu jalan itu jadi langsung dimanfaatkan. Karena belum terkoneksi betul, kendaraan yang melintas rata-rata kendaraan kecil. Kendaraan ODOL tidak ada lewat sana,” katanya.(den/ang/iss)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs