Gerakan Mendongeng, Upaya Biasakan Literasi Sejak Kecil

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Surabaya menggelar acara Gerakan Mendongeng di Royal Plaza, Surabaya pada Sabtu (21/12/2019). Gerakan ini, menurut Novita Ruli Anggraeni PIC Tim Pendongeng Surabaya adalah sebuah upaya untuk membiasakan salah satu kompetensi dasar anak didik yaitu literasi.

“Poin pentingnya melestarikan mendongeng buku, karena sesuai dengan (arahan, red) bapak menteri Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, red),kompetensi dasar ada dua, literasi dan numerasi. Literasi gak sekedar membaca, jadi perlu juga mendongeng dan lain sebagainya,” ujarnya pada Sabtu (21/12/2019).

Tak hanya itu, acara ini juga bagian dari upaya untuk menyukseskan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (Gernas Baku) yang dicanangkan pemerintah pusat. “Itu kenapa didalamnya juga ada deklarasi mendongengkan buku,”katanya.

Selain mendongeng dan deklarasi mendongengkan buku, pada kesempatan ini, juga ada launching buku yang dibuat oleh bibit penulis dan petugas dari Perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat (TBM) Surabaya.

“Ada tiga buku (karya, red) bibit penulis. Ada 20 cergam (cerita bergambar, red) seri surabaya dalam imajinawi itu karya petugas perpus dan TBM,” jelasnya.

Bibit penulis sendiri adalah program yang dicanangkan oleh dinas perpustakaan dan kearsipan kota Surabaya. Di program ini, petugas TBM yang tersebar di berbagai wilayah Surabaya memiliki tugas untuk menciptakan penulis-penulis muda yang pada hasilnya bisa menghasilkan karya.

Sebagai informasi, Gerakan Mendongeng di Royal Plaza, Surabaya ini merupakan puncak dari Gerakan Mendongeng yang sudah digelar selama 5 kali dalam 2019. Sebelumnya, Gerakan Mendongeng juga digelar di Taman Mundu, Taman Bungkul, Car Free Day Tunjungan, dan Tugu Pahlawan. (bas/iss)