PT KAI Daop 8 Surabaya mengerahkan 727 petugas keamanan gabungan selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Mereka terdiri dari 591 personil KAI dan 136 personil eksternal KAI seperti dari Polri/TNI, Pramuka dan PMI.
Cris Kuntadi Komisaris Utama PT KAI mengatakan, petugas gabungan itu akan difokuskan untuk mengamankan di dalam stasiun, di atas kereta api, sepanjang jalur kereta, juga aset vital terkait dengan operasional perjalanan kereta api.
Misalnya pasukan K9 atua anjing pelacak, lanjut dia, yang akan menjaga area stasiun. Ini untuk menjaga terjadinya kemungkinan aksi teror ataupun benda-benda berbahaya lainnya. Kemudian juga menyiagakan petugas di 17 titik rawan bencana, seperti banjir dan longsor.
“Titik yang paling menjadi fokus kewaspadaan adalah titik di Km 32+600 sampai dengan 33+200 antara Stasiun Tanggul Angin dan Stasiun Porong. PT KAI telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung pondasi tubuh badan rel, serta akan menambah tenaga pemeriksa jalur rel sebanyak 32 petugas,” kata Chris, Selasa (19/12/2019).
Petugas keamanan bersama anjing melacak melakukan pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru mengantisipasi adanya teror atau barang-barang berbahaya. Foto: Anggi suarasurabaya.net
PT KAI Daop 8 Surabaya, lanjut dia, juga menyiapkan management resiko AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 4 titik strategis. Di antaranya Stasiun Babat, Stasiun Mojokerto, Stasiun Bangil dan Stasiun Wlingi. Para personil akan disiagakan 24 jam untuk menangani kondisi lintas jalur rel.
Selain itu, KAI juga menambah petugas penjaga perlintasan ekstra sebanyak 89 petugas. Saat ini, ada total 568 titik pelintasan di wilayah Daop 8 Surabaya, yang terdiri 130 titik dijaga petugas KAI, 34 titik dijaga pihak Dishub/swasta, dan 404 titik tidak terjaga.
“KAI akan terus menghimbau dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara berlalu lintas di pelintasan jalur rel dengan jalan raya agar mematuhi rambu lalu lintas yang ada. Berhenti, tengok kanan-kiri, apabila aman, bisa melanjutkan perjalanan,” kata dia.
“Kami juga imbau masyarakat supaya jangan membuat perlintasan sebidang. Itu ada hukumnya bagi yang membuat dan tidak berizin kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Ada sanksinya bisa pidana,” tambahnya.
Untuk menjamin layanan kesehatan ketika terjadi lonjakan penumpang, KAI juga mengerahkan tenaga kesehatan setiap harinya. Terdiri dari 6 orang Dokter Umum, 2 Dokter Gigi, dan 36 orang tenaga paramedis.
Ada 10 pos kesehatan juga yang tersebar di wilayah Daop 8 Surabaya. Bahkan, Unit Kesehatan PT KAI Daop 8 Surabaya telah membentuk forum koordinasi bersama Jasa Raharja, Jasindo, dan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan kemudahan dan peningkatan layanan dalam bidang kesehatan. (ang/tin/rst)