Jumat, 22 November 2024

Mahasiswa Unnar Usir Hama Pertanian Manfaatkan Gelombang Ultrasonik

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Muhammad Nur Arifin mahasiswa Sistem Komputer Universitas Narotama (unnar) Surabaya dan temuannya. Foto: Humas Unnar

Berawal dari pengalaman pribadi, Muhammad Nur Arifin satu diantara anggota kelompok GFK (Gagasan Futuristik dan Konstruktif) Universitas Narotama (Unnar) Surabaya membuat gagasan baru untuk mengusir hama pertanian, menggunakan gelombang ultrasonik.

Muhammad Nur Arifin sebagai ketua kelompok menyampaikan latar belakang permasalahan PKM yang dibuatnya adalah dari pengalaman orangtuanya yang bekerja sebagai petani di daerah Pacet, Mojokerto.

“Sebagai petani, sangat merasakan saat hama burung menyerang ketika musim panen. Saat itu para petani harus menjaga area persawahan dari pagi sampai sore. Dari situlah muncul ide untuk membuat alat pengusir hama pertanian ini,” terang Muhammad Nur Arifin.

Bersama Ardhya Pandu Pratama dan Ade Fahmi, Arifin membuat gagasan bernama Arpade. Sebuah alat pengusir hama burung untuk pertanian dengan menggunakan gelombang ultrasonik.

Gelombang ultrasonik sengaja dipilih karena gelombang tersebut tidak terdengar oleh telinga manusia pada umumnya sehingga tidak mengganggu manusia dengan segala aktivitasnya.

“Frekuensi gelombang ultrasonik akan mengganggu pendengaran binatang hama pertanian, seperti burung, belalang, dan hama lain. Sehingga hama-hama tersebut akan keluar dari lingkungan persawahan,” tambah Arifin.

Secara teknis, Arpade berbentuk tiang setinggi 2 meter yang dilengkapi solar cell sebagai suplai listrik. Arpade akan memancarkan gelombang ultrasonik di sekitar persawahan secara otomatis setiap 2 menit sekali dan mampu menjangkau sampai 200 meter persegi lahan persawahan.

Para petani pun tidak perlu lagi berjaga selama musim panen, dalam rangka untuk mengusir hama yang ada di persawahan saat menjelang dna musim panen.

Meskipun baru berupa gagasan, namun Arpade meraih insentif Kemenristekdikti. Mulai tahun 2020, PKM GFK diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan tim mereka sudah mulai bersiap dengan riset lebih lanjut.

“Saat ini kami masih tahap prototyping dengan mencoba menggunakan teknologi baru, yaitu mikrokontroller ISP32 yang bisa terhubung ke jaringan untuk menyimpan data berapa hama yang bisa terusir dalam satu hari. Data tersebut akan tersimpan di database,” kata Arifin, Kamis (19/12/2019).

Arpade tambah Arifin, juga akan menjadi alat pengusir hama yang ramah lingkungan karena menggunakan solar cell. Sementara selama ini masyarakat masih banyak menggunakan pestisida yang merusak lingkungan.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs