LetjenTNI Doni Monardo Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, untuk membangun ketangguhan perhotelan, harus ada komitmen bersama.
Hal ini terkait dengan penyediaan aspek-aspek dasar ketanguhan yang harus ada dan dimiliki setiap hotel, meliputi struktur bangunan yang memperhatikan aspek kebencanaan, sarana dan prasarana kebencanaan yang memadai, manajemen risiko bencana dan lainnya, termasuk edukasi kebencanaan.
“Edukasi kebencanaan baik untuk pegawai maupun pengunjung hotel serta pelaksanaan simulasi dan geladi yang dilakukan secara rutin dan berkala,” ujar Doni dalam sambutannya di acara diskusi Kesiapsiagaan Bencana di Sektor Perhotelan untuk Industri Pariwisata yang Berkelanjutan di kantor BNPBN jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (6/5/2019).
Diikuti ratusan perwakilan perhotelan dan pejabat hotelnya, Doni menjelaskan kalau pariwisata di Indonesia saat ini menduduki peringkat dua dalam penerimaan negara atau penghasil devisa nomor dua setelah perkebunan sawit.
“Data yang kita terima bahwa pariwisata ini menduduki peringkat kedua dalam penerimaan negara, penghasil devisa nomor dua setelah perkebunan khususnya sawit pada tahun 2017 yaitu sawit Rp 239 triliun kemudian pariwisata Rp190 triliun,”jelasnya.
Kemudian, kata Doni, pertumbuhan pariwisata pada waktu terakhir mengalami peningkatan yang luar biasa dan Indonesia di peringkat Asia Tenggara sudah menyalip Thailand dan Malaysia.
“Posisi kita sekarang berada di bawah Vietnam pada tingkat pertumbuhan 20% sekian,”tegas Doni.
Melihat pertumbuhan pariwisata yang begitu menjanjikan, ditambah lagi dengan keanekaragaman Hayati yang sangat bagus juga dengan potensi- potensi alam lainnya, maka, menurut dia, semua pihak harus melindungi, karena sebagian daerah pariwisata adalah daerah yang rawan bencana.
“Di Bali, Lombok, NTB itu ada gunung api, ada patahan yang setiap saat juga bisa terjadi gempa, gunung api meletus dan banyak faktor faktor alam lainnya yang kalau tidak siap itu akan bisa mempengaruhi kepariwisataan,” kata dia.
Artinya,kata Doni, pendapatan negara dari pariwisata akan terganggu.
Oleh karenanya, Doni menegaskan, BNPB sangat ingin bekerjasama dengan semua pihak dan semua komponen agar bisa melindungi sumber pendapatan negara dalam hal ini kepariwisataan.
Sektor pariwisata juga dia ajak dan dihimbau untuk mengenali ancaman.
“Di Lombok ada berapa potensi ancaman, di Bali ada berapa potensi ancaman. kenali ancamannya, siapkan strateginya. Strategi disini adalah mulai dari pra bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi maupun rekonstruksi. Untuk yang pra bencana, kita fokus pada yang berhubungan dengan pencegahan, kemudian mitigasi, kemudian kesiapsiagaan sendiri, kemudian sistem peringatan dini dan peningkatan kapasitas,” ujar dia.
Doni minta kepada para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas kemampuan kelembagaannya, dan yang tersedianya anggaran memadai baik pada saat pra bencana maupun tanggap darurat.(faz/dwi)