Hanum Rais salah seorang ibu rumah tangga yang sukses mengikuti program bayi tabung mengaku, pernah hamil secara alami. Hanum berpesan bagi para ibu yang belum mendapatkan momongan sebaiknya jangan mudah putus asa.
Testimoni itu dibagikan Hanum dalam peluncuran buku Mimpi yang Sempurna di RSIA Ferina, Jalan Irian Barat No. 7 Surabaya, Minggu (15/12/2019).
Buku itu berisi pengalaman pasangan suami-istri dalam menunggu anak-anak In Vitro Fertilization (IVF) yang sukses ditangani Dr Aucky Hinting spesialis Andrologi.
“Saya sudah punya Sarahza, tapi kami masih punya sisa 3 embrio yang disimpan di sini. Kami berharap mencoba lagi tapi tidak berhasil. Lalu kami coba secara alami ternyata saya hamil meski hanya berusia tiga bulan. Jadi, saya bisa hamil alami setelah 14 tahun berjuang,” katanya.
Dr Aucky Hinting spesialis Andrologi membenarkan secara teori medis tentang pengakuan Hanum. Orang yang selama ini ikut program bayi tabung dan gagal, masih ada kemungkinan hamil secara alami.
“Sekitar 10 persen pasien (bayi tabung) yang gagal itu bisa hamil alami. Terutama biasanya kalau ada yang gagal, dalam tiga bulan kita suruh hubungan terus itu. Sekitar 10-20 persen bisa hamil sendiri. Seperti mbak Hanum itu,” ujarnya.
Menurut Dr Aucky, kehamilan alami itu karena hormon-hormonnya distimulasi dan sperma suami diperbaiki maka bisa hamil sendiri.
“Ada embrio sudah disimpan di kita mereka ternyata hamil sendiri. Sehingga hamil tanpa program bayi tabung,” katanya.
Menurut Dr Aucky, angka kehamilan program bayi tabung di RSIA Ferina saat ini 50 persen dari tahun ke tahun. Dr Aucky mengaku, dalam setahun rata-rata mengerjakan embrio 1000 yang fresh dan yang frozen 1200.
“Setiap bulan kita mengerjakan antara 80 sampai 100 bayi tabung. Dari jumlah itu, separuh gagal separuh berhasil,” katanya.
Sejak tahun 1990 Dr Aucky sudah mengerjakan sekitar 19 ribu pasien program bayi tabung. Kalau diambil reratan 25 persen keberhasilan maka sudah 5000 pasien sukses.
“Dari program bayi tabung, 75 persen jadi satu bayi, 20 persen jadi 2 bayi dan 5 persen jadi 3 bayi. Bayi lebih dari 1 dan kembar karena memang nanamnya embrio lebih dari satu. Kalau ada kembar karena ada telur yang mecah jadi dua,” katanya. (bid/tin/dwi)