Ratusan piring berisi soto segar terhampar di meja panjang depan pintu masuk kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kawasan Lidah, Surabaya pada Selasa (7/5/2019) sore. Pengendara sepeda motor yang melintas terlihat berhenti dan memarkir kendaraannya. Mahasiswa yang kebanyakan dari Unesa juga terlihat memadati pintu masuk kampus pendidikan tersebut.
Nurhasan Rektor Unesa juga terlihat bercengkerama dengan masyarakat yang berada di sana. Ia mengatakan, buka bersama gratis bersama masyarakat ini merupakan upaya unesa untuk berbagi terutama dengan mereka yang masih berada di jalan saat waktu berbuka tiba.
“Jadi utamanya itu, sehingga mereka bisa makan bersama di sini, berbaur, bersilaturahmi, berkoordinasi. Perguruan Tinggi bukan lagi menara gading, tempat yang luar biasa, yang tidak bisa di sentuh. Tapi kita berbaur dengan masyarakat, dengan makan bersama, berbagi bersama untuk menikmati hari yang suci ini,” ujar Nurhasan ketika ditemui di depan pintu masuk Unesa kawasan Lidah, Surabaya pada Selasa (7/5/2019).
Ratusan piring berisi soto segar terhampar di meja panjang depan pintu masuk kampus Unesa Lidah, Surabaya pada Selasa (7/5/2019) sore. Foto: Baskoro suarasurabaya.net
Ia mengaku akan terus menyediakan menu berbuka gratis bagi masyarakat hingga hari ke-14 ramadan. Hari ini (7/5/2019), Unesa menyediakan 700 porsi makanan berbuka puasa. Besok, Nurhasan mengaku akan menambahnya hingga 1.000 porsi melihat antusiasme masyarakat yang ada. Jika makin banyak, porsi akan ditambah lagi menjadi 1.500 piring.
“Pengalaman (mengadakan buka gratis, red) mulai 2017. Ternyata model pembagian takjil ini sangat berdampak positif untuk komunikasi dengan masyarakat. Terutama mereka yang mengalami persoalan pulang kerja masih posisi di jalan,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan alasan Unesa memilih memberikan makanan dalam piring. Meski terkesan tidak efisien, Nurhasan menyebut menu berbuka yang ditaruh dipiring membuat masyarakat harus menikmati makanan di lokasi dan memicu terjadinya komunikasi antar masyarakat.
“Kalau kotakan dan kresek itu biasanya dibawa pulang ke rumah. Kadang ditinggal terus dia makan masakannya sendiri. Jadi ini (dengan piring, red) kemudian bisa komunikasi, sangat luar biasa, bisa menikmati juga, oh kampus Unesa itu seperti ini,” pungkasnya. (bas/iss/ipg)