Sabtu, 23 November 2024

HMI: People Power atau Positive People with Positive Power?

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Diskusi "Positive People with Positive Power" yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di salah satu hotel di Surabaya, Kamis (16/5/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Melalui diskusi bertajuk “Positive People with Positive Power” yang digelar di salah satu hotel di Surabaya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hendak mengajak kadernya dan masyarakat untuk memahami apa itu people power.

Andik Setiawan Ketua HMI Cabang Surabaya mengatakan, HMI ingin mengajak masyarakat, terutama kader-kader HMI, untuk melihat konteks people power dari perspektif yang berbeda.

Frasa Bahasa Inggris yang bila diterjemahkan bebas menjadi “kekuatan rakyat” itu dijabarkan menjadi dua frasa berbeda dengan makna baru, yang menurut mereka lebih positif dan lebih sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini.

“Positive people, misalnya, perlu kita maknai sebagai bentuk pemahaman secara utuh terhadap semua proses yang ada. Baik proses demokrasi maupun pemilu saat ini, sehingga ke depan tidak terjadi salah tafsir mengenai people power ini,” ujarnya, Kamis (16/5/2019).

Dia mengajak setiap orang mengambil sisi positif dari frasa itu, yakni berkaitan dengan upaya masyarakat untuk menyiapkan masa depan. Misalnya berkaitan bagaimana menghadapi revolusi industri 4.0.

“Kita harus tahu bagaimana cara menghadapinya. Apakah dengan meningkatkan kemampuan mengoperasikan digitalisasi? Misalnya di industri yang sifatnya masif. Apakah itu sudah digalakkan oleh pemerintah?” Katanya.

Positive people dan positive power akan meningkatkan pemahaman orang atas apa yang harus mereka siapkan untuk masa depan. Andik berharap, jangan sampai ada terjun ke dunia yang tidak mereka tahu, sehingga hanya menjadi follower.

“Bahkan tidak elok kalau mereka yang tidak tahu apa-apa diikutkan ke dalam suatu proses. Takutnya, nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses tersebut,” katanya.

Andik mengatakan, secara pribadi dia menganggap apa yang diwacanakan sebagai people power oleh kubu tertentu peserta Pemilu Presiden 2019 ini belum memenuhi prasyarat.

“Salah satu yang saya pahami, prasyaratnya, negara ini sudah totaliter. Saya kira sekarang ini tidak. Masih ada ruang untuk diskusi, dialog dan sebagainya. Masih ada. Dan media pun tidak ada yang diberedel. Artinya banyak hal yang tidak relevan untuk kemudian kita harus people power,” ujarnya.

HMI Surabaya, kata Andik, tidak akan mendukung gerakan people power yang inkonstitusional, yang dilaksanakan secara ilegal. “Kalau ini diarahkan kepada people power yang konstitusional saya sepakat,” ujarnya.(den/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs