Sabtu, 23 November 2024

Ledakan di Kantor Berita Afghanistan, Puluhan Orang Tewas

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ilustrasi.

Serangan bom bunuh diri di kantor berita `Afghan Voice` yang bersebelahan dengan pusat kebudayaan Syiah, di Ibu Kota Kabul menewaskan puluhan orang, Kamis (28/12/2017). Menurut pejabat setempat dan saksi, korban terdiri dari mahasiswa peserta pertemuan.

Juru bicara Wakil Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi mengatakan, setidak-tidaknya 40 orang tewas dan 30 lagi terluka dalam ledakan terkini dalam rangkaian serangan terhadap lembaga media di Kabul.

“Serangan tersebut terjadi saat diskusi panel pagi pada ulang tahun ke-38 serbuan Soviet ke Afghanistan, yang didominasi kaum Sunni, di Pusat Sosial dan Budaya Tabian, dengan banyak mahasiswa hadir,” kata saksi.

Sayed Abbas Hussaini, wartawan di kantor berita tersebut, mengatakan bahwa ledakan terjadi lebih dari satu kali selama serangan tersebut, menyusul ledakan awal di pintu masuk perumahan dua kantor tersebut. Dia mengatakan bahwa seorang wartawan kantor berita tersebut tewas dan dua lagi terluka.

Foto kiriman saksi menunjukkan kerusakan tampak parah di tempat tersebut, di daerah Muslim Syiah di sebelah barat ibu kota, dan sejumlah orang tewas serta terluka di lapangan.

Feda Mohammad Paikan Wakil Menteri Kesehatan mengatakan, 35 jenazah dibawa ke rumah sakit Istiqlal terdekat. Gambar televisi menunjukkan banyak korban menderita luka serius.

Juru bicara Presiden Ashraf Ghani mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut serangan itu merupakan kejahatan yang `tidak dapat diampuni` terhadap kemanusiaan dan berjanji untuk menghancurkan kelompok teroris.

`Afghan Voice` adalah kantor berita yang memiliki keterkaitan dengan Syiah, namun tidak ada klaim pertanggungjawaban secara langsung. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan di Twitter yang menolak keterlibatannya.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan untuk menyerang kelompok media Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, menyusul sebuah penyerangan terhadap sebuah stasiun televisi swasta di Kabul bulan lalu.

Dengan didukung serangan udara terkuat AS sejak tingginya misi tempur internasional di Afghanistan, pasukan Afghanistan telah memaksa Taliban kembali ke banyak daerah dan mencegah setiap pusat kota besar jatuh ke tangan pemberontak.

Namun, serangan-serangan tingkat tinggi di kota-kota besar terus berlanjut saat militan telah mencari cara lain untuk memberi dampak dan mengurangi kepercayaan pada keamanan negara. IS, yang menentang baik pihak Taliban maupun pemerintah yang didukung Barat, telah mengklaim wilayah yang terus bertambah dari serangan tersebut.

“Serangan mengerikan ini menggarisbawahi bahaya yang dihadapi warga sipil Afghanistan,” kata kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional dalam sebuah pernyataan dari Direktur Asia Selatan, Biraj Patnaik, “Dalam salah satu tahun paling mematikan yang tercatat, wartawan dan warga sipil lainnya terus-menerus menjadi sasaran kelompok bersenjata.”

Menurut laporan kelompok kebebasan media `Reporters without Borders` pada bulan ini, Afghanistan adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk pekerja media dengan dua wartawan serta lima pekerja media tewas dalam pekerjaan mereka pada 2017, sebelum serangan pada Kamis tersebut. Demikian laporan Reuters yang dilansir Antara. (ant/bid/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs