Sabtu, 23 November 2024

MPR Gandeng Para Motivator Untuk Sosialisasi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggandeng para motivator untuk melakukan sosialisasi konsep dasar berbangsa dan bernegara. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggandeng para motivator untuk melakukan sosialisasi konsep dasar berbangsa dan bernegara.

Dengan melibatkan motivator, maka sosialisasi Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI akan lebih mudah diterima kepada masyarakat maupun anak-anak muda Indonesia.

Demikian disampaikan Zulkifli Hasan Ketua MPR RI usai bertemu dengan puluhan Motivator di ruang delegasi, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis(21/12/2017).

Hadir para Motivator tersebut diantaranya Tung Desem Waringin, Andrie Wongso, Hermawan Kertajaya, Asman Nadia, Elly Risman, Jaya Setiabudi dan Bong Chandra.

Zulkifli menjelaskan kalau Indonesia itu 40% anak-anak muda generasi Millennial atau generasi muda jaman sekarang. Kata dia, kalau sosialisasi itu tidak bisamasuk ke anak-anak muda, berarti gagal memasyarakatkan Pancasila.

“Kalau kita melaksanakan sosialisasi empat konsep dasar berbangsa dan bernegara, nilai- nilai luhur keindonesiaan kita Pancasila itu gagal masuk ke teman teman yang muda, ini berarti kita gagal memasyarakatkan Pancasila,” ujar Zulkifli.

Agar tidak gagal,kata dia, MPR memanggil Motivator yang memang pakar berbagai bidang.

“Kita panggil teman-teman yang memang pakarnya ini, motivator, pakar marketing. Mudah-mudahan dengan teman-teman membantu, tujuan kita untuk menjadikan Pancasila sebagai perilaku hidup seluruh rakyat Indonesia sehari-hari bisa berhasil khususnya ke generasi Millennial. Karena kalo hanya MPR saja ceramahnya seperti dulu monoton, sulit tembus,” jelasnya.

Tapi dengan para motivator yang kreatif, maka, menurut dia, sosialisasi bisa tembus kepada anak-anak muda.

“Contohnya kemarin saya di Bandung itu ngomong persatuan nggak nangkap. Anak muda mana ada persatuan, tapi kemudian istilahnya ternyata kumpul bareng. Kalau anak muda itu kumpul bareng ya persatuan. Jadi beda metode,” tegasnya.(faz/iss)‎

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs