Sabtu, 23 November 2024

Dampak Transaksi Non Tunai, Karyawan Jasa Marga Harus Memilih Ini

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Teddy Rosady Kepala PT Jasa Marga Cabang Surabaya Gempol menyerahkan secara simbolis Surat Keputusan Peserta Program Alih Profesi (A-Life) 4 & 5 kepada perwakilan karyawan Sri Edy Usmanto dan Erry Santi. Foto: Istimewa

Dampak digitalisasi penerapan transaksi non tunai, sebanyak 109 petugas pengumpul tol PT Jasa Marga Cabang Surabaya Gempol “kehilangan” pekerjaannya.

“Karyawan Jasa Marga ini ditawari lima opsi yang harus dipilih. Karena sudah tidak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan sebagai petugas pengumpul tol, mereka ditawari program alih profesi atau disebut A-Life,” kata Agus Tri Antyo Senior Officer Public Relations PT Jasa Marga Cabang Surabaya Gempol waktu dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (21/12/2017).

Menurut Agus, program alih profesi (A-Life) ada 5 macam, antara lain:
1). A-Life 1; karyawan ditawari bekerja jadi staf di kantor pusat dan cabang di lingkungan PT Jasa Marga.
2). A-Life 2; karyawan bisa bekerja menjadi staf di anak perusahaan yang bidang operasinya jalan tol.
3). A-Life3; karyawan bisa bekerja di anak perusahaan bidang usaha bukan jalan tol (seperti Jasa Marga Properti, dll)
4). A-Life 4; karyawan ditawari jadi entrepreneur yang tetap dipantau, dan sebagian dimodali PT Jasa Marga lewat program CSR.
5). A-Life 5; karyawan bisa memilih jadi entrepreneur lepas. Tapi ini lebih ditargetkan pada karyawan yang lama kerjanya 24 hingga 32 tahun atau usia (34-46 tahun).

Kata Agus, dari 109 petugas pengumpul tol PT Jasa Marga Cabang Surabaya Gempol tersebut sebanyak 72 orang memilih A-Life 4 dan A-Life 5. Mereka paling sedikit akan mendapat uang purna karya berkisar Rp650 juta hingga Rp 1 miliar.

“Hari ini uang purna tugas tahap pertama dibagikan kepada 32 orang dari 72 orang yang ikut program A-Life 4 dan A-Life 5,” kata Agus.(ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs