Sabtu, 23 November 2024

Gara-Gara Ini Vidi Aldiano Menyeberang ke Dunia Startup

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Vidi Aldiano. Foto: Anggi suarasurabaya.net

Vidi Aldiano penyanyi sekaligus pelaku startup digital yang dia namai Krowd menceritakan alasannya menciptakan startup yang dia bangun. Semua berawal dari masalah pribadinya saat menggarap album baru. Vidi mengaku kesulitan menemukan orang yang mumpuni dan mengerti seleranya untuk membuat video klip musik maupun cover album.

“Jadi ceritanya saat aku mau meluncurkan album Persona, aku sempat kesulitan mencari kreator yang sesuai dengan mauku. Pengennya tidak hanya dalam bentuk CD biasa, tapi dalam bentuk artbook,” ujarnya saat mengenalkan Krowd di Koridor, Co-working Space, Gedung Siola Lantai 3, Surabaya, Minggu (17/12/2017).

Demi mewujudkan keinginannya itu, Vidi memberanikan diri berkenalan dengan banyak orang dari berbagai bidang pekerjaan. Sampai akhirnya dia berhasil mewujudkan artbook yang dia inginkan dengan bekerja sama lintas industri.

“Mulai dari orang-orang radio, kreator dan lainnya. Sampai akhirnya aku kolaborasi lintas industri untuk menciptakan artbook album Persona ini,” kata dia.

Menurutnya, generasi muda sekarang sudah mulai memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Bisnis start up rupanya menjadi bisnis baru yang digeluti generasi muda.

“Sekarang enggak perlu nunggu lulus sekolah atau kuliah, kalau kita lihat informasi di media sosial, banyak anak-anak yang sukses dengan bisnisnya. Mereka sudah mulai mikir mau melakukan apa yang bisa membawa perubahan. Mereka bukan lagi orang yang punya mindset kerja sama orang atau jadi pegawai. Apalagi industri kreatif itu sebenarnya, tenaganya adalah ide,” kaat dia.

Krowd yang didirikan oleh Vidi adalah collaboration platform untuk mempertemukan kreator kreatif dengan kreator lainnya, agar mereka bisa saling bertemu, berkolaborasi, dan berkarya bersama.

“Krowd akan jadi jembatan yang mempertemukan orang-orang yang punya ide (inisiator) tapi mungkin mereka kekurangan orang yang punya skill (kolaborator) yang bisa mewujudkan visi misi mereka. Disinilah bisa menjadi tempat mempertemukan orang-orang itu,” kata dia.

Vidi mengatakan Surabaya menjadi kota kedua dia memperkenalkan Krowd setelah Jakarta. Vidi menjelaskan ada 3 variabel didalam platform krowd. Pertama, insiator yang merupakan seseorang yang harus memiliki ide dan tujuan yang jelas. Selain itu, harus memiliki project yang berdampak positif bagi lingkungannya.

Kedua, kolaborator yaitu orang yang bergabung di website krowd yang masing-masing memiliki skill berbeda. Nantinya dia akan gabung dengan project dari inisiator. Ketiga, konektor yang tak lain adalah krowd.

Terkait idealisme yang dimiliki masing-masing orang, Vidi mengaku hal itu menjadi kekurangan sekaligus kelebihan. “Orang idealis itu bagus, dia mengerti tujuannya ke mana, tapi sebaiknya orang idealis harus punya skill lain. Dia harus melihat kalau ada pengetahuan lain yang bisa menunjang kemampuannya. Makanya, kolaborasi itu bisa jadi jalannya,” kata dia.

Vidi mengatakan dia juga melakuksan seleksi dalam pemilihan inisiator maupun kolaborator.

“Kita tidak mau asal aja. Misal pengen bikin film tapi ngga punya background apa-apa, cuma butuh duit aja, kita ngga bisa terima kayak gitu. Yakin, krowd ini nanti bisa bantu banyak orang yang mungkin tadinya stuck, dia punya ide bagus tapi ngga punya kenalan banyak, mungkin dia introvert. Maka, platform ini bisa mendorong anak-anak muda untuk berkolaborasi, semacam simbiosis mutualisme,” kata dia.

Saat ini, krowd sudah dikenalkan d Jakarta termasuk Surabaya yang menajdi kota kedua. Rencananya, saat launching Januari 2018 mendatang, Vidi akan langsung melakukan tour ke tiga kota. Di antaranya Jogja, Bandung dan Surabaya lagi.

“Krowd nanti ada dua pilar bisa offline dan online. Kalau offline seperti sekarang ini. Jadi buat temen-temen yang enggak bisa hadir bisa join lewat online,” kata dia. (ang/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs