Sabtu, 23 November 2024

Sukses Rancang Gesits, ITS Dirikan Teaching Industry

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mohammad Nasir Menristekdikti di atas motor Gesits karya ITS Surabaya. Foto: Humas ITS Surabaya

Berhasil membawa motor listriknya, Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS), ke tahap komersialisasi, kini ITS secara resmi dirikan teaching industry pertama yang berfokus pada pengembangan industri perakitan sepeda motor listrik di Indonesia, Jumat (15/12/2017).

Diresmikan Mohamad Nasir Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, teaching industry yang berlokasi di Gedung Riset Mobil Listrik ITS ini siap menfasilitasi berbagai masalah pengembangan industri otomotif listrik di Indonesia.

“ITS adalah bagian tidak terpisahkan dari sejarah industri motor listrik di Indonesia,” kata Nasir. Teaching industry, lanjut Nasir, didanai Kemenristekdikti ini diharapkan dapat menjadi pelecut bagi peneliti perguruan tinggi untuk merealisasikan riset yang mereka miliki.

“Riset yang hanya sebatas publikasi dan tidak bisa diserap industri bukanlah inovasi. Inovasi harus mampu dihilirisasi dan komersialisasi,” tambah Nasir.

Melalui teaching industry yang dinaungi Pusat Unggulan IPTEK Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS, Nasir berharap ITS berhasil menciptakan motor listrik dengan harga kompetitif dan kualitas terbaik.

“Harapannya, kehadiran motor listrik dapat menggeser kebutuhan motor di Indonesia selama ini, terlebih seluruh desainnya berasal dari anak negeri,” tegas Nasir.

Sementara itu ditambahkan Prof Joni Hermana MSc ES PhD., Rektor ITS bahwa teaching industry adalah bentuk keseimbangan dari peran perguruan tinggi dalam mengembangkan dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal agar proses produksi masal dapat berjalan dengan baik.

“Selain itu, melalui program pelatihan teaching industry ini diharapkan mahasiswa memiliki bayangan terkait bagaimana sebenarnya industri otomatif berlangsung,” kata Joni.

Dalam teaching industry tersebut, ada delapan station proses manufaktur yang dimiliki meliputi station rangka (chasis), steering system, drive train, aksesoris, dua station pemasangan body, waiting, tes fungsi dan performa.

Hebatnya, di dalam teaching industry ITS ini berhasil menghasilkan sebuah motor listrik hanya dengan waktu tunggu selama 5 menit di setiap station dan keseluruhan proses hingga jadi memakan selama 45 menit lewat konsep modular assembly.

Ditambahkan Dr Muhammad Nur Yuniarto ST, Direktur PUI-SKO ITS, konsep modular assembly ini sangat sesuai dalam mendukung proses pendidikan karena konfigurasinya dapat diubah sesuai kebutuhan. “Selain itu, hal ini juga didukung dengan seluruh fasilitas di teaching industry yang didesain sendiri sesuai kebutuhan,” tambah Muhammad Nur Yuniarto.

Muhammad Nur Yuniarto menjelaskan, konsep modular assembly ini juga mendukung proses pengembangan varian baru dari Gesits yang dapat diujicobakan terlebih dahulu di teaching industry sebelum dilakukan produksi masal maupun bagi pihak lain yang bergerak di industri motor listrik.

Selain melibatkan mahasiswa ITS dan lulusan perguruan tinggi, teaching industry dengan tim 25 teknisi ini juga melibatkan lulusan SD, SMP, dan SMK dalam proses pembuatannya. “Berbagai lulusan jenjang pendidikan kami siapkan untuk berkontribusi di industri perakitan sepeda motor listrik Indonesia,” kata Muhammad Nur Yuniarto.

Nur yakin dapat menghasilkan berbagai inovasi baru dan memberikan berbagai solusi pengembangan dalam industri motor listrik Indonesia melalui fasilitas teaching industry yang dimiliki ITS. “Ini semua demi perkembangan motor listrik Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang,” tegas Muhammad Nur Yuniarto.

Selain peresmian teaching industry, dalam kesempatan yang sama juga dilakukan penandatangan motor Gesits edisi Merah Putih oleh Menristekdikti dan penyerahan satu unit produksi motor Gesits pertama kepada Rektor ITS untuk operasional di kampus ITS.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs