![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/Maklumat-PP-Muhammadiyah-2-750x536-1-170x110.jpg)
PDAM Surya Sembada Suranaya menargetkan pengerjaan instalasi jaringan ke pelanggan Zona Air Minum (ZAM) Prima di Ngagel Tirto tuntas pada awal Januari 2018 mendatang.
Mujiaman Direktur Utama PDAM Surya Sembada mengatakan, perusahaannya telah menginvestasikan Rp3 miliar untuk pengerjaan zona air minum untuk warga Surabaya itu.
ZAM Prima ini untuk mewujudkan fungsi utama PDAM Surya Sembada yang tercermin dari nama perusahaan ini: Perusahaan Daerah “Air Minum” (PDAM).
“Bu Risma (Wali Kota Surabaya) mengingatkan kepada saya, nama PDAM ini Perusahaan Daerah Air Minum tapi selama ini belum bisa menyediakan air minum,” ujarnya.
Mujiaman optimistis, ZAM Prima ini akan terwujud pada awal Januari karena sumbernya sudah ada. PDAM saat ini sedang menyiapkan instalasi sambungan ke rumah pelanggan.
ZAM Prima di Ngagel Tirto ini akan dikonsep menjadi showroom pengolahan air menjadi higienis hingga menjadi air siap minum melalui sambungan pipa ke pelanggan.
“Dulu ada BreadTalk. Di situ pengunjung bisa melihat langsung pengolahan roti dengan tangan bersih dan higienis, sehingga pembeli merasa harga roti itu sepadan dengan higienisnya pengolahan,” ujarnya.
Keberadaan ZAM Prima, kata Mujiaman, juga akan memberikan dampak efisiensi yang lebih luas dalam banyak hal bahkan berdampak pada efisiensi lalu lintas di Jalan Raya.
Selama ini, air minum didatangkan dari luar Surabaya sehingga membutuhkan kendaraan pengangkut yang cukup menambah beban lalu lintas di jalan raya.
“Jalan raya jadi penuh karena kendaraan pengangkut ini, yang seringkali mengangkut beban melebihi standar tonase untuk air karena permintaan yang tinggi,” katanya.
Belum lagi, ujarnya, akibat lalu lalang truk pemuat air minum ini, sangat banyak zat karbondioksida (co2) yang mencemari udara di Surabaya.
“Apalagi? Kalau ini (pengiriman air ke Surabaya dengan truk) bisa dikurangi, bayangkan berapa banyak bahan bakar yang bisa dihemat?” katanya.
Manfaat yang paling utama, kata dia, akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Sebab selama ini, sadar atau tidak disadari masyarakat telah mengeluarkan biaya cukup besar untuk membeli air minum.
“Coba, berapa banyak uang yang dikeluarkan masyarakat untuk membeli 1 meter kubik air mineral kemasan? Satu meter kubik itu 1000 liter. Kalau harga 1 liter air mineral Rp3.000 berarti untuk satu meter kubik air uang yang dikeluarkan Rp3 juta,” ujarnya.
Mujiaman membandingkan dengan harga air ZAM Prima yang dikembangkan oleh PDAM Surya Sembada yang nantinya diperkirakan dijual sekitar Rp300 per liter.
Mujiaman mengakui, setelah pengerjaan instalasi ZAM Prima ini selesai, distribusi air tidak bisa langsung dilakukan untuk seluruh pelanggan PDAM di Surabaya.
“Awal itu saya perkirakan baru 300-an pelanggan. Karena ini bertahap. Nanti akan terus kami kembangkan untuk menjangkau pelanggan lebih luas,” ujarnya.
PDAM Surya Sembada memperkirakan, agar seluruh masyarakat di Surabaya bisa menikmati air minum dari ZAM Prima ini, setidaknya membutuhkan waktu antara 5-10 tahun mendatang.(den/dwi)