Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menerima penghargaan SNI Award 2017, sebagai satu diantara bukti bahwa perguruan tinggi ini mampu lebih kompetitif dan menerapkan standar nasional Indonesia (SNI) dengan konsisten.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) memberikan penghargaan kepada organisasi atau perusahaan yang dinilai paling baik dan konsisten dalam menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), SNI Award.
“SNI Award sudah dilaksanakan sejak tahun 2005 dan satu diantara organisasi yang telah menerima SNI Award adalah Universitas Surabaya (Ubaya). Universitas ini meraih SNI Award berturut-turut pada tahun 2014, 2015, 2016 dan 2017,” terang Budi Rahardjo Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas BSN.
SNI Award, lanjut Budi, merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah kepada perusahaan dan organisasi yang konsisten dan berkomitmen dalam menerapkan SNI serta mempunyai kinerja yang sangat baik.
“Pada tahun ini, ada sebanyak 126 organisasi dan perusahaan yang mendaftar. Dari jumlah tersebut lolos sampai tahap onsite atau kunjungan lapangan sebanyak 57 organisasi dan perusahaan. Pada tahap berikutnya, penilaian oleh dewan juri, ditetapkan 50 organisasi dan perusahaan sebagai penerima SNI Award,” kata Budi.
Sebagai satu diantara universitas swasta terkemuka di Indonesia, Ubaya terus mengembangkan mutu penyelenggaraan pendidikan diantaranya dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang sesuai SNI ISO 9001:2008, maka kami bisa membuktikan bahwa universitas Surabaya benar-benar mengutamakan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan mutu lulusan perguruan tinggi sehingga para lulusan Ubaya bisa diterima masyarakat,” papar Prof. Ir. Joniarto Parung, M.M.B.A.T., Ph.D., Rektor Ubaya.
Bagi Ubaya, SNI tidak hanya sekedar proses sertifikasi semata, namun SNI adalah bagian dari komitmen seluruh civitas akademika dalam membangun budaya mutu.
“Memasuki era globalisasi seperti saat ini, maka menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing, mutlak diperlukan. Jika kita terlambat dalam mengantisipasi dampak dari globalisasi, maka Indonesia akan tertinggal jauh dengan negara-negara lain,” tambah Joniarto.
Senada dengan Joniarto, Budi juga berpendapat bahwa menyiapkan lulusan universitas yang memiliki wawasan dan pengetahun tentang mutu dan standardisasi, sudah merupakan hal yang sangat urgent.
“Di era digital seperti saat ini, universitas didorong untuk menerapkan dan meningkatkan promosi SNI terutama melalui kanal-kanal digital seperti media sosial maupun website,” pungkas Budi Raharjo.(tok/rst)