Jumat, 22 November 2024

Lebih dari 160 Ribu Bayi di Jatim Belum Imunisasi Difteri

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat, sebanyak 161.102 bayi di Jawa Timur belum mendapat imunisasi difteri karena minimnya pengetahuan masyarakat.

Jumlah bayi di Jatim pada 2017 ini sebanyak 588.131 orang. Data Dinkes Jatim menunjukkan, baru 72,6 persen diantaranya, atau sejumlah 427.029 bayi yang sudah tervaksin difteri.

“Sejumlah itu yang sudah diimunisasi Difteri Pertusis Tetanus (DPT) lengkap tiga kali. Sisanya belum,” kata Ansarul Fahrudda Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim.

Ansarul mengatakan, pengetahuan masyarakat soal pentingnya imunisasi masih minim. Dia menyebutkan, ada sekelompok warga di salah satu daerah di Jombang yang membentuk kelompok antivaksin.

“Kelompok ini menganggap bahwa vaksin itu haram. Padahal itu tidak benar. Imunisasi itu penting, terutama bagi anak-anak usia di bawah 15 tahun,” katanya.

Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Infeksi ini menjangkiti anak maupun dewasa dengan gejala seperti demam, rasa tidak nyaman di tenggorokan, sampai gejala lain seperti pilek, mirip influenza.

Ansarul meminta, bila gejala itu muncul, penderita harus segera dibawa ke puskesmas atau dokter terdekat.

“Apalagi kalau termasuk kontak erat dari penderita difteri. Harus minum obat profikasis secara teratur dan lengkap sesuai dosis, dan tidak boleh drop out,” ujarnya.

Pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala itu harus dipastikan melalui uji laboratorium sehingga penanganan yang didapat oleh pasien semakin maksimal.

Dinkes pun sudah menyosialisasikan kepada masyarakat, bahwa satu-satunya cara mencegah penularan difteri adalah dengan pemberian vaksin atau imunisasi.

“Kami mengimbau para orang tua agar mengajak putra-putrinya diimunisasi secara lengkap. Bisa segera ke Puskesmas terdekat. Dan kami ingatkan, imunisasi difteri lengkap itu 7 dosis,” katanya.

Sampai saat ini, Pemprov Jatim terus melakukan langkah kewaspadaan difteri dengan melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus difteri baru yang ditemukan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Perlu diketahui, kasus difteri di Jatim dari Januari sampai 4 Desember 2017 tercatat sebanyak 318 kasus serta menyebabkan 12 anak di antaranya meninggal.

Namun, dari 318 kasus yang dilaporkan, hanya 24 yang dinyatakan kasus konfirmed berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, sedangkan 294 kasus sisanya secara klinis.

Semua kasus difteri di Jatim menjangkiti anak usia dibawah 15 tahun dan penyebarannya ada di 187 lokasi tingkat Desa/Kelurahan di 35 kabupaten/kota di Jatim.

Pemprov Jatim telah menetapkan 35 kabupaten/kota itu sebagai KLB difteri dengan kasus terbanyak yang ditemukan di Kabupaten Pasuruan sebanyak 46 kasus.

Secara nasional, Kementerian Kesehatan telah menetapkan 19 provinsi di Indonesia pada 2017 ini sebagai KLB difteri. Beberapa di antaranya Jatim, Jabar, dan Banten.(den/rst)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs