Sabtu, 23 November 2024

Tahun 2017, 12 Anak di Jatim Meninggal Dunia Karena Difteri

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi. Desain Grafis: suarasurabaya.net

2017 ini ada 319 kasus difteri di Jawa Timur, 12 diantaranya mengakibatkan korban meninggal dunia.

Sementara tahun 2016 lalu ada 352 kasus difteri dengan tujuh pasien diantaranya meninggal dunia. Pasien yang terjangkit difteri itu didominasi anak-anak.

dr. Kohar Hari Santoso Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur mengatakan, beberapa faktor penyebab kematian akibat difteri diantaranya karena ketahanan tubuh pasien.

Gejala yang muncul jika terjangkit difteri, kata Kohar, diantaranya batuk, flu biasa dan infeksi di saluran pernafasan. Gejala ini juga akan berpengaruh ke jatung dan ini yang bisa berakibat fatal.

Jika dalam pemeriksaan ditemukan difteri maka akan segera dilakukan pengobatan secara khusus. Pasien difteri ditangani dengan memberikan toksoit difteri.

“Masyarakat harus waspada dan harus punya daya tahan yang cukup serta ajak putra-putrinya imunisasi,” kata Kohar pada Radio Suara Surabaya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya melakukan sosialisasi dengan mendatangi posyandu-posyandu, pengajian dan pertemuan kelompok warga.

“Banyak masyarakat belum paham tentang imunisasi dan bahkan ada pihak keluarga yang cenderung menolak serta apatis pada imunisasi. Karena itu kami lakukan pendekatan lewat pimpinan agama dan tokoh masyarakat,” ujarnya.

Dalam jangka pendek ini, kata dia, pihaknya akan melihat lebih jauh tentang kriteria KLB. Ini dilakukan agar tidak gegabah melakukan sesuatu sehingga membuat masyarakat panik. “Tapi kami juga tidak boleh meremehkan KLB,” katanya. (dwi/rst)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs