Sabtu, 23 November 2024

Tiga Pernyataan Bombastis Pengacara Setya Novanto

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Fredrich Yunadi Pengacara Setya Novanto. Foto: Liputan6.com

Setya Novanto, setelah kembali ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi megaproyek e-KTP oleh KPK, sempat menghilang hampir 24 jam. KPK mencarinya hingga menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO) yang sudah diserahkan kepada Polri, ditembuskan ke Interpol.

Setya Novanto akhirnya muncul melalui kabar kecelakaan yang dia alami. Mobil yang ditumpangi Setya Novanto menabrak sebuah tiang lampu di kawasan Permata Hijau, Jakarta Barat, Kamis (16/11/2017) malam petang.

Fredrich Yunadi Pengacara Setya Novanto menjadi orang pertama yang memberikan keterangan soal kejadian itu ke beberapa stasiun televisi swasta nasional.

Fredrich, dalam sejumlah keterangan yang dia diberikan ke awak media, menggambarkan kondisi Ketua Umum Partai Golkar itu cukup parah setelah mengalami kecelakaan tunggal itu.

Setya Novanto, dia sebutkan mengalami kondisi luka berat akibat kecelakaan itu, pingsan setelah kecelakaan, dia juga menyebut kliennya bisa jadi mengalami gegar otak. Frederich mengklaim mendapatkan keterangan ini dari empat dokter yang merawat Novanto di RS Media Permata Hijau.

Menariknya, dalam keterangan yang dia berikan ke awak media, ada sejumlah istilah yang dinilai berlebihan oleh khalayak masyarakat, terutama warganet. Pernyataan Fredrich itu pun menjadi bahan candaan berupa meme oleh warganet di media sosial.

Berikut 3 pernyataan Bombastis Fredrich Yunadi setelah insiden kecelakaan Setya Novanto sebagaimana dilansir Liputan6.

1. Kepala Novanto Benjol Segede Bakpao

Fredrich Yunadi Pengacara Ketua DPR Setya Novanto menyatakan kondisi kliennya cukup parah setelah insiden kecelakaan mobil terjadi.

“Beliau mengalami kecelakaan yang sangat parah,” katanya di Rumah Sakit Permata Hijau, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Menurut Fredrich, kecelakaan tersebut mengakibatkan kaca mobil yang Novanto tumpangi pecah di bagian kanan dan kiri.

Novanto, kata Fredrich, dalam keadaan pingsan dan sekujur tubuhnya mengalami luka.

“Perlu MRI, luka di bagian sini (pelipis), benjol besar segede bakpao,” kata dia.

Fredrich mengatakan, Setya Novanto berusaha mengejar waktu. Dia hendak hadir ke salah satu stasiun televisi swasta, kemudian bertemu dengan rekan-rekannya politikus Golkar, selanjutnya baru akan menuju ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

2. Mobil Novanto Hancur, Cur, Cur…

Fredrich Yunadi mengatakan, kecelakaan itu berlangsung saat Novanto buru-buru hendak menuju gedung KPK.

Akibat kecelakaan itu, mobil yang ditumpangi oleh Setya Novanto, kliennya, dan ajudannya, hancur. Setya Novanto pun, menurutnya, terluka dan berdarah di beberapa bagian tubuhnya.

“Mobil bagian depan hancur, cur, cur. Kacanya kanan kiri pecah,” ungkap Fredrich, di Jakarta.

Namun, video yang beredar terkait kecelakaan tersebut menunjukkan kondisi mobil yang diduga dikendarai Setya Novanto, yakni Toyota Fortuner dengan nomor pelat B 1732 ZLO, tidak terlihat hancur. Hanya terlihat kerusakan di bagian bumper depan mobil.

Pantauan di lapangan, pada pukul 21.20 WIB, mobil tersebut sudah tidak ada di lokasi. Hanya tersisa serpihan kaca dan dua serpihan bumper mobil di atas trotoar. Tidak terlihat ada darah atau hal lainnya.

Dalam video kecelakaan Setya Novanto yang beredar, sebagian ban mobil tersebut, yakni pada bagian kanan, naik ke atas trotoar yang tingginya sekitar 30 sentimeter.

Diduga mobil itu naik ke trotoar dan menghantam tiang listrik yang ada di trotoar itu. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengalami kecelakaan di sekitar Permata Hijau, Jakarta Selatan.

3. Kondisi Novanto Bisa Game Over

Fredrich menyatakan, Setya Novanto saat ini dalam kondisi tidak sadar dan dalam penanganan khusus dokter serta perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Barat.

“Tensinya tinggi, tadi waktu diperiksa dokter 190,” ujar dia, Kamis (16/11/2017) malam.

Fredrich mengaku sudah membeberkan riwayat kesehatan Setnov kepada tim dokter, termasuk saat dirawat di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

“Dia kan ada riwayat hipertensi, jantung, dan vertigo. Ini kita sampaikan ke dokter. dokternya bilang, `wah bahaya, ini bisa game over kalau tidak segera ditangani`,” ujar Fredrich menirukan ucapan dokter.

Dia menyatakan, Setnov mengalami kecelakaan saat akan mendatangi KPK untuk pemeriksaan kasusnya. Fredrich mengaku diminta untuk mendampingi Setnov saat di KPK.

“Di tengah jalan menuju KPK, ajudannya tiba-tiba kasih kabar bilang Bapak kecelakaan,” ujar dia. (den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
30o
Kurs