Kota Malang terus berbenah untuk mendulang arus kunjungan wisatawan dengan menambah destinasi wisata kampung tematik di tengah kota yakni Kampung Payung di kawasan Pandanwangi.
Dimyati perwakilan manajemen Kampung Payung, Rabu (15/11/2017) mengemukakan untuk mewujudkan Kampung Payung sebagai destinasi wisata sekaligus kawasan industri, saat ini masih terus berproses. “Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari semua pihak, khususnya Pemkot Malang,” kata Dimyati di Malang, Jawa Timur seperti dilansir Antara.
Dukungan penuh dari Pemkot Malang tersebut, lanjutnya, bisa menjadi motivasi dan semangat warga dalam mewujudkan Kampung Payung sebagai kampung kreatif sekaligus sebagai ikon baru Kota Malang, setelah sejumlah kampung tematik lainnya yang sudah dikenal masyarakat hingga skala nasional, bahkan internasional.
Sementara Yuyun salah seorang yang mengembangkan seni payung kertas melalui Lembaga Karya Bunga Ngalam (yang mengelola Kampung Payung) mengatakan dirinya akan menyiapkan kolaborasi payung kertas buatan ayahnya (Mbah Rasimun) dengan lukisan Topeng Malang.
Karya kolaborasi tersebut, katanya, akan diberi nama “Payung Ngepot”, dimana Ngepot merupakan bahasa walikan (terbalik) dari Topeng. “Kami akan bekerja sama dengan seni lukis topeng di Desaku Menanti yang ada di Tlogowaru, Kedungkandang. Kolaborasi ini diharapkan menjadi hal yang sangat positif di masa mendatang,” ujarnya.
Sebenarnya, kata Yuyun, kolaborasi serupa sudah dilakukan Karya Bunga Ngalam (Kabunga). Waktu itu payung kertas hasil kreasi Mbah Rasimun dikombinasi dengan lukisan para pelukis ternama Kota Malang. “Hasilnya, Payung Kertas itu laris manis di pasaran hingga dipesan wisatawan dari Jepang dan Prancis,” ujarnya.
Ia mengaku akan mengembangkan seni tersebut sebagai industri sekaligus sebagai ikon baru di Kota Malang. “Ini merupakan potensi dan peluangnya cukup besar untuk mendulang perekonomian masyarakat sekitar,” ucapnya.
Prof Muhadjir Effendy Kampung Payung diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan Moch Anton Wali Kota Malang, Minggu (12/11/2017).
Pada kesempatan itu, baik Mendikbud maupun Wali Kota Malang berjanji akan memberikan penghargaan kepada pelestari Payung Kertas, Mbah Rasimun, bahkan penghargaan itu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selain itu, Mendikbud juga minta manajemen Kampung Payung segera mematenkan hasil karya maestro Payung Kertas tersebut agar tidak diakui (diklaim) oleh pihak lain sebagai hasil karya mereka seperti yang terjadi terhadap seni-seni lainnya di Tanah Air. (ant/dwi/rst)