Sabtu, 23 November 2024

ITS Anugerahkan HC untuk Manteri Susi Pudjiastuti

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Joni Permana Rektor ITS. Foto: Humas ITS Surabaya.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menganugerahkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa (Dr HC) kepada Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan dalam bidang keilmuan Manajemen dan Konservasi Sumber Daya Kelautan.

Penganugerahan gelar diberikan langsung oleh Prof Ir Joni Hermana, M Sc PhD., Rektor ITS, pada puncak peringatan Dies Natalis ke-57 ITS di Graha Sepuluh Nopember ITS, Jumat (10/11/2017).

Pemberian gelar kehormatan kepada Susi Pudjiastuti ini diinisiasi oleh Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS. Tim promotor yang mengusulkan gelar ini adalah Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc sebagai ketua tim promotor, Prof Semin ST MT PhD dan Raja Oloan Saut Gurning ST MSc PhD sebagai co promotor.

Pertimbangan ITS dalam pemberian gelar ini ialah rekam jejak Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan kabinet era Presiden Jokowi. Kiprah Susi pada dunia akademik menjanjikannya maju sebagai penerima gelar kehormatan tersebut.

Prestasi Susi yang menjadi pertimbangan antara lain karena Susi telah menghasilkan karya tulis dengan judul Manajemen dan Konservasi Sumber Daya Kelautan secara komprehensif, capaian strategis dalam mengemban tugas sebagai menteri, pertimbangan visi misi pengentasan permasalahan kelautan Indonesia, dan jaminan aspek keberlajutan laut Indonesia yang tidak merusak lingkungan.

Tak hanya itu, kiprahnya dalam pengoptimalan potensi pulau-pulau kecil yang menunjukkan tren positif dan memberikan kontribusi yang cukup banyak pada pendapatan negara juga ikut menjadi pertimbangan pemberian gelar.

Dalam acara ini, Susi berkesempatan membacakan pidato ilmiah yang berjudul Mempertahankan Keberlanjutan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Indonesia.

“Laut Indonesia merupakan laut terluas nomor dua sedunia dan memiliki potensi besar dalam hal peningkatan ekonomi,” ungkap Susi.

Meskipun memiliki laut yang berpotensi, lanjutnya, pencapaian Indonesia dalam perikanan dan kelautan masih kurang baik. Indonesia hanya mampu menjadi peringakt tiga di ASEAN dan kesejahteraan nelayan yang masih belum tercapai.

“Neraca perdagangan perikanan di Indonesia masih terbelakang dibanding negara-negara lainnya, hal ini merupakan masalah krusial bagi laut Indonesia,” tambah Susi.

Oleh karena itu, menurut Susi, tantangan paling besar dalam menjaga kekayaan laut Indonesia ialah menjaga perikanan di Indonesia dari kapal-kapal asing serta kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.

Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) fokus pada tiga pilar pembangunan yaitu Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan. Salah satu pilar yang digarisbawahi oleh Susi dalam pidato ilmiahnya ialah menjaga keberlanjutan atau sustainability.

“Apabila kita mematuhi semua pilar ini, pasti jumlah produksi perikanan Indonesia akan meningkat,” tegas Susi. Untuk menjaga kerberlajutan, maka Susi membuat kebijakan penghentian sementara (moratorium) perizinan kapal ikan tangkap eks asing.

Akibat dari moratorium ini, Susi mengatakan, berhasil meningkatkan jumlah stok perikanan di Indonesia. Tahun lalu stok Indonesia baru naik 9 juta ton, dan tahun 2016 akhir stok ikan di Indonesia yang dapat dipanen sebesar 12,45 juta ton.

“Ini merupakan sebuah bukti nyata, dengan terusirnya lebih dari 10.000 kapal asing menjadikan perikanan di Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki stok ikan yang meningkat,” tambah Susi.

Susi mengatakan bahwa komitmen akan Indonesia sebagai poros maritim semakin terbukti. Susi mengingatkan bahwa meski globalisasi sedang terjadi, namun kekayaan laut Indonesia tidak boleh dieksploitasi melainkan tetap menjadi kekayaan Indonesia.

Ketimpangan dan ketidakseimbangan generasi yang masih lebar menjadikan kita wajib untuk segera melakukan perubahan dalam pembangunan.

“Kita harus bersinergi dalam pembangunan dan pemerataan keadilan. Sudah saatnya semua program kita memastikan keberpihakan pada yang lemah untuk menjaga pertumbuhan Indonesia,” tambah Susi.

Segala hal yang telah dilakukan oleh KKP, menurut perempuan asal Pangandaran ini, akan tetap dijaga konsistensinya dalam menjaga kelautan Indonesia.

Di akhir pidatonya, Susi mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ITS yang telah memberikan gelar kehormatan kepadanya yang dilanjut dengan ucapan terima kasih kepada keluarga dan rekan-rekannya.

Susi pun sempat terharu meneteskan air mata saat menyebutkan salah satu putranya yang telah meninggal dunia sebagai salah satu ucapan terima kasihnya.

Tak hanya memberi gelar kehormatan kepada Susi, pada penyelenggaraan Dies Natalis ITS ini, ITS juga memberikan penghargaan kepada alumni, sivitas akademika dan rekan kerja ITS atas dedikasinya dalam membesarkan nama ITS baik di tingkat nasional dan internasional.

Tidak hanya itu, ITS juga memberikan penghargaan kepada Lies Hartono atau akrab disapa Cak Lontong yang merupakan alumni Teknik Elektro dalam bidang seni dan budaya.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs