Sabtu, 23 November 2024

Tidak Elok Menteri Perindustrian Membandingkan Upah Buruh Dengan Petani

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Pernyataan Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian yang mengatakan jika upah bekerja di pabrik lebih tinggi daripada bekerja di sawah, mendapat kritik dari Fadli Zon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI).

Di sela-sela mengikuti The Conference of the State Parties to United Nations Convention Against Corruption, di Wina, Austria, Fadli, yang juga Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan jika pernyataan semacam itu menyesatkan dan cenderung melecehkan profesi petani.

“Pernyataan semacam itu, yang membandingkan profesi hanya dari tingkat upah, bisa menyesatkan pemahaman publik dan cenderung melecehkan profesi petani. Kalau gaji astronot lebih tinggi dari gaji pekerja pabrik, misalnya, apakah kemudian semua orang harus jadi astronot?! Apa menjadi astronot lebih baik dari menjadi pekerja pabrik?! Atau, menjadi pekerja pabrik menjadi lebih buruk dari jadi astronot?! Tak seharusnya pejabat pemerintah melontarkan pernyataan tak terukur semacam itu,” kata Fadli, Rabu (8/11/2017).

Ketimbang membandingkan upah buruh pabrik dengan upah petani di Klaten, yang tidak sepadan, kata Fadli, Menteri Perindustrian mestinya fokus memperhatikan laju deindustrialisasi di Indonesia.

“Kenapa kontribusi sektor industri terhadap PDB terus mengalami penurunan? Persoalan itu mestinya diberi perhatian utama,” tegas Fadli.

Pada 2004, menurut dia, konstribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia masih 28,34 persen. Namun, tahun 2014, kinerja industri manufaktur terus turun menjadi 21,01 persen. Di masa pemerintahan Joko Widodo, laju penurunannya tidak berkurang. Pada Triwulan II tahun 2017, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB bahkan tinggal 17,94 persen. Selain itu, pertumbuhan industri kita juga selalu berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi.

“Soal-soal semacam itu mestinya lebih diperhatikan oleh Menteri Perindustrian, bahwa sektor industri kita kinerjanya ternyata tidak bagus. Jadi, untuk menunjukkan kinerja sektor industri sebaiknya menggunakan data dari sektor industri juga. Jangan kemudian hanya demi memoles kinerja sektor yang dipimpinnya lalu membandingkannya dengan sektor lain yang tidak ada hubungannya,” ujar Fadli.

Kata dia, publik yang membaca pernyataan itu bisa salah memahami persoalan, seolah lebih baik jadi buruh pabrik saja daripada menjadi petani.

“Jika upah petani dianggap rendah, justru merupakan tugas pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani kita, dan bukannya malah merendahkan profesi petani. Apalagi, mayoritas jumlah tenaga kerja kita bekerja di sektor pertanian, yaitu sebanyak 39,68 juta orang, atau sekitar 31,86 persen. Sementara itu, mereka yang bekerja di sektor industri hanya separuhnya, yaitu sekitar 16,6 juta orang, atau sekitar 13,31 persen,” jelas dia.

Fadli meyakini kalau Airlangga Hartarto (Menperin) maksudnya mungkin tidak ingin merendahkan profesi petani. Tapi dengan pernyataannya itu, menteri perindustrian telah menyinggung masyarakat petani.(faz/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs