Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali catat prestasi nasional, kali ini mahasiswa departemen Teknik Industri raih piala Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award pada lomba Penelitian Ilmiah Transportasi 2017.
Lomba berskala nasional tersebut diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI). Lomba berlangsung enam bulan, sejak 30 Maret 2017 lalu dengan melalui tiga tahap.
Tim mahasiswa Teknik Industri ITS menciptakan alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api sejak dini, yang dibuat Reza Aulia Akbar, Raif Nova Riantama, dan Muhammad Afif Purwandi ini mendapat penghargaan khusus.
Penghargaan khusus bagi tim ITS Surabaya ini diserahkan langsung oleh Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan RI, dan dihadiri para rektor perguruan tinggi se-Indonesia dan kepala Dinas Perhubungan Provinsi se-Indonesia.
“Kemenangan ini sebanding dengan usaha tim kami yang telah melakukan penelitian selama enam bulan. Penelitian ini juga melibatkan kerjasama dengan PT KAI Daop 8 Surabaya,” ujar Reza sebagai ketua tim.
Penelitian yang dilakukan Reza bersama ke tiga temannya tersebut berfokus pada penyempurnaan teknologi deadman pedal, dimana alat tersebut dapat dioperasikan oleh masinis dalam keadaan setengah sadar. Alat itu kemudian diberi nama: Masinis Fatigue Detector (Maftec).
Maftec bertujuan untuk mencegah kecelakaan kereta api. Maftec bekerja dengan mendeteksi mata kantuk berdasarkan durasi lama menutupnya mata.
“Apabila responden terdeteksi mengantuk, maka vibration armband akan bergetar dan selanjutnya Maftec akan mengirimkan data peringatan normal atau kantuk ringan maupun kantuk berat ke PC melalui bluetooth dengan interface yang berupa peringatan,” kata Reza.
Maftec, lanjut Reza dapat bekerja lebih efektif dibandingkan deadman pedal yang selama ini diaplikasikan pada kereta. Pasalnya, deadman pedal yang berfungsi sebagai alarm kesadaran masinis sekaligus pengendalian kereta api ini menggunakan sistem 90/30.
Sistem ini menandakan bahwa pedal memiliki set waktu 90 detik diinjak dan 30 detik dilepas. Sedangkan Maftec dapat bekerja lebih cepat.
Reza bersama dua rekannya berharap karya mereka nanti akan dikembangkan dengan peningkatan spesifikasi komponen alat yaitu mini PC, webcam, dan bluetooth, sehingga Maftec dapat bekerja dengan respon yang cepat serta memiliki akurasi tinggi.
Tidak hanya itu, Reza dan kawan-kawan akan melakukan inovasi terkait teknologi Night Vision untuk Maftec. Agar nantinya dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi mata kantuk masinis ketika malam hari pada kabin lokomotif.
Reza juga berkeinginan melakukan uji coba kelayakan Maftec secara langsung pada perjalanan kereta api yang melibatkan masinis.(tok/ipg)